Ini 3 Nasehat Semut Kepada Nabi Sulaiman │ Satu-satunya Nabi yang telah Allah beri karunia mampu memahami bahasa hewan adalah Nabi Sulaiman ‘Alaihi Salam. Hal ini pula yang menjadikan mengapa cerita Nabi Sulaiman yang berbicara dengan hewan begitu menarik untuk disimak.
Namun meski begitu selalu ada hikmah yang terselip di dalamnya untuk kita jadikan pelajaran dalam menjalani kehidupan ini.
Kisah ini bermula ketika Nabi sulaiman tengah berbaring dan seekor semut ternyata tengah berjalan di dada beliau. Karena merasa tidak nyaman, Nabi Sulaiman pun mengambil semut tersebut dan melemparkannya jauh-jauh.
Atas idzin Allah, semut itu kemudian berkata, “Wahai Nabi Allah, mengapa engkau lemparkan aku dengan begitu keras? Apakah engkau lupa bahwa pada hari kiamat nanti kamu akan berdiri di hadapan Pencipta segala kerajaan, yaitu Tuhannya langit dan bumi, yang Maha Adil, yang mengambil hak orang yang didzalimi dari orang yang mendzalimi?"
Karena baru pertama kali mendengar ucapan dari seekor semut, Nabiyullah tersebut pingsan seketika. Tak beberapa lama beliau pun siuman dan menatap pada semut yang masih tetap berdiri di dekatnya. Nabi Sulaiman berkata, “Maafkanlah sikap zalimku tadi terhadapmu.”
Dengan berani, semut pun menjawab, “Aku akan memaafkanmu dengan tiga syarat.”
Gembira semut akan memaafkannya, Nabi Sulaiman berkata, “Sebutkan tiga persyaratan tersebut!”
Semut berkata, “Aku akan mengampunimu dengan syarat berikut.
1. Engkau Jangan Menolak Orang Yang Meminta Kepadamu
Semut menjelaskan kepada Nabi Sulaiman bahwa syarat yang sekaligus nasehat pertama adalah jangan menolak orang yang meminta. Karena sebenarnya orang tersebut tengah meminta karunia Allah. Karenanya Nabi Sulaiman tidak diperbolehkan mencegah peminta itu untuk mendapatkan karunia Allah.
2. Jangan Tertawa Berlebihan
Semut menasehati Nabi Sulaiman ‘Alaihi Salam agar tidak berlebihan dalam tertawa karena terlena dengan kehidupan dunia yang telah Allah berikan. Selain itu Nabi Sulaiman jangan menyangka bahwa ia telah menjalani tugasnya dengan baik di dunia sehingga dengan kesombongan tersebut akan membuat hatinya menjadi keras. Terlebih lagi dengan banyaknya karunia yang telah Allah berikan.
3. Jangan Segan Menolong Yang Lain
Kedudukan Nabi Sulaiman yang begitu mulia di hadapan manusia karena bisa menundukkan hewan, setan dan jin jangan sampai membuatnya berlaku tinggi sehingga enggan untuk menolong hamba Allah yang lainnya, terutama kepada mereka yang meminta pertolongan.
Setelah semut mengucapkan 3 syarat kepada Nabi Sulaiman, maka Nabi yang begitu rendah hati itu pun berjanji untuk memenuhi semua syarat yang diajukan oleh semut.
Semut berkata, “Jika begitu aku telah memaafkanmu.”
***
Sebuah pembelajaran kepada kita semua untuk selalu menerima nasehat baik dari siapapun, bahkan dari mereka yang secara status sosial lebih rendah. Contohlah Nabi Sulaiman yang begitu mau mendengarkan dan melaksanakan nasehat dari seekor semut yang tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan fisik Nabi Sulaiman yang besar.
Oleh karena itu, tidak sepantasnya kita sombong, angkuh dan merasa telah berbuat baik di dunia ini karena kita belum ada apa-apanya dibandingkan dengan Nabi Sulaiman ataupun orang-orang shaleh yang telah terbukti keimanannya.
Wallahu A’lam
Namun meski begitu selalu ada hikmah yang terselip di dalamnya untuk kita jadikan pelajaran dalam menjalani kehidupan ini.
Kisah ini bermula ketika Nabi sulaiman tengah berbaring dan seekor semut ternyata tengah berjalan di dada beliau. Karena merasa tidak nyaman, Nabi Sulaiman pun mengambil semut tersebut dan melemparkannya jauh-jauh.
Atas idzin Allah, semut itu kemudian berkata, “Wahai Nabi Allah, mengapa engkau lemparkan aku dengan begitu keras? Apakah engkau lupa bahwa pada hari kiamat nanti kamu akan berdiri di hadapan Pencipta segala kerajaan, yaitu Tuhannya langit dan bumi, yang Maha Adil, yang mengambil hak orang yang didzalimi dari orang yang mendzalimi?"
Karena baru pertama kali mendengar ucapan dari seekor semut, Nabiyullah tersebut pingsan seketika. Tak beberapa lama beliau pun siuman dan menatap pada semut yang masih tetap berdiri di dekatnya. Nabi Sulaiman berkata, “Maafkanlah sikap zalimku tadi terhadapmu.”
Dengan berani, semut pun menjawab, “Aku akan memaafkanmu dengan tiga syarat.”
Gembira semut akan memaafkannya, Nabi Sulaiman berkata, “Sebutkan tiga persyaratan tersebut!”
Semut berkata, “Aku akan mengampunimu dengan syarat berikut.
1. Engkau Jangan Menolak Orang Yang Meminta Kepadamu
Semut menjelaskan kepada Nabi Sulaiman bahwa syarat yang sekaligus nasehat pertama adalah jangan menolak orang yang meminta. Karena sebenarnya orang tersebut tengah meminta karunia Allah. Karenanya Nabi Sulaiman tidak diperbolehkan mencegah peminta itu untuk mendapatkan karunia Allah.
2. Jangan Tertawa Berlebihan
Semut menasehati Nabi Sulaiman ‘Alaihi Salam agar tidak berlebihan dalam tertawa karena terlena dengan kehidupan dunia yang telah Allah berikan. Selain itu Nabi Sulaiman jangan menyangka bahwa ia telah menjalani tugasnya dengan baik di dunia sehingga dengan kesombongan tersebut akan membuat hatinya menjadi keras. Terlebih lagi dengan banyaknya karunia yang telah Allah berikan.
3. Jangan Segan Menolong Yang Lain
Kedudukan Nabi Sulaiman yang begitu mulia di hadapan manusia karena bisa menundukkan hewan, setan dan jin jangan sampai membuatnya berlaku tinggi sehingga enggan untuk menolong hamba Allah yang lainnya, terutama kepada mereka yang meminta pertolongan.
Setelah semut mengucapkan 3 syarat kepada Nabi Sulaiman, maka Nabi yang begitu rendah hati itu pun berjanji untuk memenuhi semua syarat yang diajukan oleh semut.
Semut berkata, “Jika begitu aku telah memaafkanmu.”
***
Sebuah pembelajaran kepada kita semua untuk selalu menerima nasehat baik dari siapapun, bahkan dari mereka yang secara status sosial lebih rendah. Contohlah Nabi Sulaiman yang begitu mau mendengarkan dan melaksanakan nasehat dari seekor semut yang tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan fisik Nabi Sulaiman yang besar.
Oleh karena itu, tidak sepantasnya kita sombong, angkuh dan merasa telah berbuat baik di dunia ini karena kita belum ada apa-apanya dibandingkan dengan Nabi Sulaiman ataupun orang-orang shaleh yang telah terbukti keimanannya.
Wallahu A’lam