KabarMakkah.Com – Pernahkah membayangkan ada pocong gentayangan dan minta dilepas kawat giginya? Sepintas banyak menganggap bahwa cerita ini hanya dibuat-buat demi mencari sensasi. Namun ketahuilah bahwa cerita ini benar adanya.
Warga Desa Margoyoso Jepara telah mengetahui tentang kebenaran kabar ini. Pasalnya di sanalah kejadian tersebut berkembang dan memang sebagian dari warga mengaku telah didatangi oleh sosok pocong tersebut.
Kejadian tersebut memang sudah lama terjadi, akan tetapi para warga masih merasakan ketakutan dan kehebohan atas kejadian tersebut hingga saat ini. Tepat pada tanggal 14 Januri 2016, puluhan warga Desa Margoyoso mendatangi pemakaman yang ada di desa tersebut. Setelah itu beberapa orang mulai membongkar salah satu kuburan yang dinyatakan arwahnya bergentayangan kepada warga sekitar.
Masyarakat sangat resah dengan ulah pocong gentayangan tersebut yang minta agar warga melepaskan kawat giginya. Selain itu aktivitas terutama di malam hari menjadi penuh ketakutan.
“Isu ini terus berkembang di kalangan masyarakat Desa Margoyoso dan bahkan banyak yang mengaku telah melihat dan bertemu dengan pocong yang meminta behel atau kawat giginya dilepas dari jasadnya tersebut.” Ucap salah seorang warga Desa Margoyoso bernama Fella.
Dari pengakuan beberapa warga yang mengetahui saat jenazah dimakamkan dahulu, pihak keluarga sebenarnya memang ingin melepaskan behel tersebut sesaat sebelum dikebumikan. Namun karena sulit untuk melepasnya dan karena pihak keluarga merasa kasihan jika harus dipaksakan, maka mereka pun akhirnya membiarkan behel tersebut tertempel di gigi mayat.
Entah benar atau tidaknya pemberitaan tersebut namun sejatinya kita bisa mengambil beberapa pelajaran dari sana.
Hukum Memasang Behel Atau Kawat Gigi
Ketahuilah bahwa Allah telah menciptakan manusia dengan keadaan yang sangat sempurna. Hal ini telah Allah nyatakan dalam surat At Tin ayat 4.
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” (QS At Tin 4)
Sehingga melalui ayat tersebut kita diingatkan bahwa manusia merupakan makhluk yang paling sempurna diantara makhluk Allah yang lainnya. Karenanya sungguh Allah melarang manusia yang mengubah ciptaan yang telah diberikan kepada mereka. Perbuatan mengubah ciptaan Allah ini juga merupakan godaan setan demi menyesatkan umat Rasulullah.
“Setan itu mengatakan, “Aku benar-benar akan mengambil dari hamba-hamba Engkau bagian yang sudah ditentukan (untuk saya goda). Aku benar-benar akan menyesatkan mereka dan akan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan menyuruh mereka (memotong telinga-telinga bintang ternak), lalu mereka benar-benar memotongnya, dan akan aku suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka mengubahnya.” (QS An Nisa 118-119)
Dengan berbagai keterangan tersebut, Imam An Nawawi memiliki pandangan dalam membedakan antara penggunaan behel untuk tujuan memperbagus penampilan dengan tujuan menormalkan sesuatu yang tidak normal. Contohnya apabila gigi sudah teratur dan nampak normal, kemudian menggunakan behel, maka hal tersebut merupakan pertanda bahwa ia tidak ridha dengan ciptaan Allah pada dirinya. Akan tetapi jika tujuannya untuk menormalkan kembali bagian yang cacat, hal itu termasuk mengembalikan ciptan Allah dalam kondisi yang sempurna.
Jadi dikembalikan lagi kepada pelakunya apakah kebutuhan behel atau kawat gigi memang untuk memperbagus penampilan ataukah memperbaiki gigi yang telah cacat?
Wallahu A’lam
Warga Desa Margoyoso Jepara telah mengetahui tentang kebenaran kabar ini. Pasalnya di sanalah kejadian tersebut berkembang dan memang sebagian dari warga mengaku telah didatangi oleh sosok pocong tersebut.
Kejadian tersebut memang sudah lama terjadi, akan tetapi para warga masih merasakan ketakutan dan kehebohan atas kejadian tersebut hingga saat ini. Tepat pada tanggal 14 Januri 2016, puluhan warga Desa Margoyoso mendatangi pemakaman yang ada di desa tersebut. Setelah itu beberapa orang mulai membongkar salah satu kuburan yang dinyatakan arwahnya bergentayangan kepada warga sekitar.
Masyarakat sangat resah dengan ulah pocong gentayangan tersebut yang minta agar warga melepaskan kawat giginya. Selain itu aktivitas terutama di malam hari menjadi penuh ketakutan.
“Isu ini terus berkembang di kalangan masyarakat Desa Margoyoso dan bahkan banyak yang mengaku telah melihat dan bertemu dengan pocong yang meminta behel atau kawat giginya dilepas dari jasadnya tersebut.” Ucap salah seorang warga Desa Margoyoso bernama Fella.
Foto: Isknews.com |
Entah benar atau tidaknya pemberitaan tersebut namun sejatinya kita bisa mengambil beberapa pelajaran dari sana.
Hukum Memasang Behel Atau Kawat Gigi
Ketahuilah bahwa Allah telah menciptakan manusia dengan keadaan yang sangat sempurna. Hal ini telah Allah nyatakan dalam surat At Tin ayat 4.
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” (QS At Tin 4)
Sehingga melalui ayat tersebut kita diingatkan bahwa manusia merupakan makhluk yang paling sempurna diantara makhluk Allah yang lainnya. Karenanya sungguh Allah melarang manusia yang mengubah ciptaan yang telah diberikan kepada mereka. Perbuatan mengubah ciptaan Allah ini juga merupakan godaan setan demi menyesatkan umat Rasulullah.
“Setan itu mengatakan, “Aku benar-benar akan mengambil dari hamba-hamba Engkau bagian yang sudah ditentukan (untuk saya goda). Aku benar-benar akan menyesatkan mereka dan akan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan menyuruh mereka (memotong telinga-telinga bintang ternak), lalu mereka benar-benar memotongnya, dan akan aku suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka mengubahnya.” (QS An Nisa 118-119)
Dengan berbagai keterangan tersebut, Imam An Nawawi memiliki pandangan dalam membedakan antara penggunaan behel untuk tujuan memperbagus penampilan dengan tujuan menormalkan sesuatu yang tidak normal. Contohnya apabila gigi sudah teratur dan nampak normal, kemudian menggunakan behel, maka hal tersebut merupakan pertanda bahwa ia tidak ridha dengan ciptaan Allah pada dirinya. Akan tetapi jika tujuannya untuk menormalkan kembali bagian yang cacat, hal itu termasuk mengembalikan ciptan Allah dalam kondisi yang sempurna.
Jadi dikembalikan lagi kepada pelakunya apakah kebutuhan behel atau kawat gigi memang untuk memperbagus penampilan ataukah memperbaiki gigi yang telah cacat?
Wallahu A’lam