Berperilaku dengan akhlak yang mulia merupakan anjuran Nabi Muhammad SAW yang selalu beliau tekankan pada semua umatnya, bahkan tetap berbuat baik pada orang-orang yang telah melakukan hal buruk sekalipun pada kita.
Dalam hal ini Nabi Muhammad SAW sering mencontohkan dengan perilaku daripada dengan menasihati. Bahkan Nabi sendiri pernah menyatakan bahwa tujuan diutusnya beliau ke dunia ini hanyalah untuk menyempurnakan akhlaq yang mulia.
Dalam dakwahnya pada masyarakat Arab Quraiys, Nabi Muhammad SAW sering mendapatkan hinaan dan perlakuan yang keji. Suatu ketika beliau hendak pergi ke masjid dan melewati jalan yang merupakan satu-satunya akses menuju masjid. Di tempat tersebut Nabi SAW selalu memperoleh hinaan, cacian, bahkan tak jarang dilempari dengan kotoran.
Namun, Nabi Muhammad SAW tak pernah membalas perlakuan keji mereka walau hanya dengan mengeluh. Justru beliau bertanya dan khawatir terhadap orang yang pernah melempar kotoran saat suatu hari dia tidak melakukan kebiasaan buruknya tersebut. Ternyata tersiar berita bahwa orang yang sering melempari kotoran nabi tersebut sedang jatuh sakit.
Walaupun sering mendapat perlakuan buruk dan diskriminatif, Namun Nabi Muhammad SAW tak segan-segan menjenguk orang yang telah menyakitinya. Dan akhirnya, orang tersebut merasa malu karena ternyata manusia yang selalu dianiaya olehnya memiliki sifat terpuji dan tidak ada dendam sedikitpun terhadapnya. Akhlak Nabi Muhammad seperti itulah yang membuat Islam bisa diterima dan menyebar luas ke seluruh dunia hingga sekarang ini.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW pernah bersabda,
“Siapa saja yang bangun pagi dengan maksud untuk tidak berbuat dzalim (Aniaya) pada seseorang maka perbutan dosa yang dilakukan akan diampuni (oleh Allah). Dan Siapa saja yang bangun di pagi hari berniat untuk menolong orang yang terdzalimi, memenuhi kebutuhan orang muslim maka dia akan memperoleh pahala layaknya haji mabrur.” (Nashoihul Ibad, hal 21)
Wallahu A'lam.
Dalam hal ini Nabi Muhammad SAW sering mencontohkan dengan perilaku daripada dengan menasihati. Bahkan Nabi sendiri pernah menyatakan bahwa tujuan diutusnya beliau ke dunia ini hanyalah untuk menyempurnakan akhlaq yang mulia.
Dalam dakwahnya pada masyarakat Arab Quraiys, Nabi Muhammad SAW sering mendapatkan hinaan dan perlakuan yang keji. Suatu ketika beliau hendak pergi ke masjid dan melewati jalan yang merupakan satu-satunya akses menuju masjid. Di tempat tersebut Nabi SAW selalu memperoleh hinaan, cacian, bahkan tak jarang dilempari dengan kotoran.
Namun, Nabi Muhammad SAW tak pernah membalas perlakuan keji mereka walau hanya dengan mengeluh. Justru beliau bertanya dan khawatir terhadap orang yang pernah melempar kotoran saat suatu hari dia tidak melakukan kebiasaan buruknya tersebut. Ternyata tersiar berita bahwa orang yang sering melempari kotoran nabi tersebut sedang jatuh sakit.
Walaupun sering mendapat perlakuan buruk dan diskriminatif, Namun Nabi Muhammad SAW tak segan-segan menjenguk orang yang telah menyakitinya. Dan akhirnya, orang tersebut merasa malu karena ternyata manusia yang selalu dianiaya olehnya memiliki sifat terpuji dan tidak ada dendam sedikitpun terhadapnya. Akhlak Nabi Muhammad seperti itulah yang membuat Islam bisa diterima dan menyebar luas ke seluruh dunia hingga sekarang ini.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW pernah bersabda,
من اصبح لا ينوي الظلم علي احد غفر له ما جني ومن اصبح ينوي نصرة المظلوم وقضاء حاجة المسلمين كانت له كاءجر حجة مبرووة
“Siapa saja yang bangun pagi dengan maksud untuk tidak berbuat dzalim (Aniaya) pada seseorang maka perbutan dosa yang dilakukan akan diampuni (oleh Allah). Dan Siapa saja yang bangun di pagi hari berniat untuk menolong orang yang terdzalimi, memenuhi kebutuhan orang muslim maka dia akan memperoleh pahala layaknya haji mabrur.” (Nashoihul Ibad, hal 21)
Wallahu A'lam.