KabarMakkah.Com – Gerhana matahari diprediksi akan terjadi pada tanggal 9 Maret mendatang dan itu adalah beberapa hari lagi dari sekarang. Sudahkah kita menyiapkan sesuatu pada moment yang jarang terjadi tersebut? Apakah hanya ingin memperhatikan dan mengabadikannya saja? Ataukah justru ingin melakukan ibadah yang berkaitan dengan munculnya gerhana?
Sebagai seorang muslim, kita tidak perlu merasa kebingungan dengan fenomena langka tersebut karena Rasulullah sendiri yang merupakan suri tauladan yang baik telah membeberkan sejumlah contoh berupa ibadah yang harus dilaksanakan pada saat munculnya gerhana, entah itu gerhana matahari ataupun gerhana bulan.
1. Perbanyaklah Berdzikir, Bertakbir, Beristighfar Dan Bersedekah
Ibadah yang dilakukan ketika melihat atau terjadi suatu fenomena seperti gerhana adalah dengan memperbanyak bacaan dzikir, baik itu istighfar maupun takbir sebagai bentuk rasa ketakutan kita atas kekuasaan yang Allah tunjukkan di alam semesta. Kita pun disuruh untuk bersedekah agar amal kebaikan kita semakin bertambah.
Dari Aisyah, Rasulullah telah bersabda, “Sesungguhnya matahari dan bulan adalah tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang.
Jika melihat hal tersebut maka berdoalah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah shalat dan bersedekahlah.” (HR Bukhari)
2. Lakukan Shalat Gerhana Secara Berjamaah Di Masjid
Amalan selanjutnya ketika terjadi gerhana adalah dengan melakukan shalat gerhana di masjid secara berjamaah. Namun bukan kesalahan juga ketika kita shalat gerhana di rumah masing-masing. Yang jelas berjamaah akan lebih besar keutamaannya dibandingkan sendiri-sendiri.
Ibnu Hajar mengatakan, “Yang sesuai dengan ajaran Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam adalah mengerjakan shalat gerhana di masjid. Seandainya tidak demikian, tentu shalat tersebut lebih tepat dilaksanakan di tanah lapang agar nanti lebih mudah melihat berakhirnya gerhana.” (Fathul Bari)
Shalat gerhana secara berjamaah bukanlah syarat karena Rasulullah juga pernah berkata, “Jika kalian melihat gerhana tersebut, maka shalatlah.” (HR Bukhari) dan tidak menjelaskan apakah harus sendiri atau berjamaah.
Namun jika dilakukan bersama-sama di masjid tentunya sesuai dengan contoh yang diberikan Nabi bersama dengan sahabat-sahabatnya.
3. Wanita Diperbolehkan Ikut Shalat Bersama Kaum Laki-Laki
Dari Asma bin Abi Bakr, ia berkata, “Saya mendatangi Aisyah Radhiallahu ‘Anha ketika terjadi gerhana matahari. Saat itu manusia tengah menegakkan shalat. Ketika Aisyah turut berdiri untuk melakukan shalat, saya bertanya, “Kenapa orang-orang ini?” Aisyah mengisyaratkan tangannya ke langit seraya berkata, “Subhaanalah (Maha Suci Allah). Saya bertanya, “Tanda (gerhana)?” Aisyah lalu memberikan isyarat untuk mengatakan iya.” (HR Bukhari)
Dalam kitab Fathul Bari, Ibnu Hajar menjelaskan bahwa dengan keterangan tersebut, maka menjadi sebuah sanggahan terhadap orang-orang yang melarang kaum wanita untuk ikut shalat gerhana berjamaah dengan kaum laki-laki.
Jadi dari keterangan diatas, maka wanita boleh ikut serta shalat gerhana dengan laki-laki di masjid. Namun jika dikhawatirkan terjadi fitnah, maka shalat di rumah adalah lebih baik.
4. Tidak Ada Adzan Dan Iqamah
Aisyah berkata dalam suatu riwayat, “Aisyah menuturkan bahwa pada zaman Nabi pernah terjadi gerhana matahari. Beliau lalu mengutus seseorang untuk memanggil jamaah dengan ucapan ASH SHALATU JAMI’AH (mari kita lakukan shalat berjmaah). Orang-orang pun berkumpul dan Nabi lalu maju serta bertakbir. Beliau kemudian melakukan ruku empat kali dan sujud empat kali dalam dua rakaat.” (HR Muslim)
Melihat hadist tersebut maka Rasulullah tidak menyuruh manusia untuk mengumandangkan adzan ataupun iqamah. Yang ada hanya sebatas seruan untuk melaksanakan shalat gerhana secara berjamaah.
5. Melakukan Khutbah Setelah Gerhana
Melakukan khutbah setelah terjadinya gerhana merupakan ibadah yang dilakukan oleh Imam Syafi’i, Ishaq dan beberapa sahabat lainnya.
Aisyah menuturkan bahwa di jaman Rasulullah telah terjadi gerhana matahari dan beliau bangkit serta mengimami manusia dan memanjangkan berdiri.
Setelah melakukan shalat gerhana, Rasulullah pun kemudian berkhutbah,
“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Jika melihat hal tersebut maka berdo’alah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah shalat dan bersedekahlah.”
Nabi selanjutnya bersabda, ”Wahai umat Muhammad, demi Allah, tidak ada seorang pun yang lebih cemburu daripada Allah karena ada seorang hamba baik laki-laki maupun perempuan yang berzina.
Wahai Umat Muhammad, demi Allah, jika kalian mengetahui yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis.” (HR. Bukhari)
Itulah 5 ibadah yang dilakukan ketika moment gerhana tiba. Semoga kita bisa melaksanakannya pada tanggal 9 Maret tersebut dengan sebaik-baiknya. Aamiin
Sebagai seorang muslim, kita tidak perlu merasa kebingungan dengan fenomena langka tersebut karena Rasulullah sendiri yang merupakan suri tauladan yang baik telah membeberkan sejumlah contoh berupa ibadah yang harus dilaksanakan pada saat munculnya gerhana, entah itu gerhana matahari ataupun gerhana bulan.
1. Perbanyaklah Berdzikir, Bertakbir, Beristighfar Dan Bersedekah
Ibadah yang dilakukan ketika melihat atau terjadi suatu fenomena seperti gerhana adalah dengan memperbanyak bacaan dzikir, baik itu istighfar maupun takbir sebagai bentuk rasa ketakutan kita atas kekuasaan yang Allah tunjukkan di alam semesta. Kita pun disuruh untuk bersedekah agar amal kebaikan kita semakin bertambah.
Dari Aisyah, Rasulullah telah bersabda, “Sesungguhnya matahari dan bulan adalah tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang.
Jika melihat hal tersebut maka berdoalah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah shalat dan bersedekahlah.” (HR Bukhari)
2. Lakukan Shalat Gerhana Secara Berjamaah Di Masjid
Amalan selanjutnya ketika terjadi gerhana adalah dengan melakukan shalat gerhana di masjid secara berjamaah. Namun bukan kesalahan juga ketika kita shalat gerhana di rumah masing-masing. Yang jelas berjamaah akan lebih besar keutamaannya dibandingkan sendiri-sendiri.
Ibnu Hajar mengatakan, “Yang sesuai dengan ajaran Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam adalah mengerjakan shalat gerhana di masjid. Seandainya tidak demikian, tentu shalat tersebut lebih tepat dilaksanakan di tanah lapang agar nanti lebih mudah melihat berakhirnya gerhana.” (Fathul Bari)
Shalat gerhana secara berjamaah bukanlah syarat karena Rasulullah juga pernah berkata, “Jika kalian melihat gerhana tersebut, maka shalatlah.” (HR Bukhari) dan tidak menjelaskan apakah harus sendiri atau berjamaah.
Namun jika dilakukan bersama-sama di masjid tentunya sesuai dengan contoh yang diberikan Nabi bersama dengan sahabat-sahabatnya.
Baca Juga: Cara Sholat Gerhana Matahari Seperti Yang Diajarkan Nabi
3. Wanita Diperbolehkan Ikut Shalat Bersama Kaum Laki-Laki
Dari Asma bin Abi Bakr, ia berkata, “Saya mendatangi Aisyah Radhiallahu ‘Anha ketika terjadi gerhana matahari. Saat itu manusia tengah menegakkan shalat. Ketika Aisyah turut berdiri untuk melakukan shalat, saya bertanya, “Kenapa orang-orang ini?” Aisyah mengisyaratkan tangannya ke langit seraya berkata, “Subhaanalah (Maha Suci Allah). Saya bertanya, “Tanda (gerhana)?” Aisyah lalu memberikan isyarat untuk mengatakan iya.” (HR Bukhari)
Dalam kitab Fathul Bari, Ibnu Hajar menjelaskan bahwa dengan keterangan tersebut, maka menjadi sebuah sanggahan terhadap orang-orang yang melarang kaum wanita untuk ikut shalat gerhana berjamaah dengan kaum laki-laki.
Jadi dari keterangan diatas, maka wanita boleh ikut serta shalat gerhana dengan laki-laki di masjid. Namun jika dikhawatirkan terjadi fitnah, maka shalat di rumah adalah lebih baik.
4. Tidak Ada Adzan Dan Iqamah
Aisyah berkata dalam suatu riwayat, “Aisyah menuturkan bahwa pada zaman Nabi pernah terjadi gerhana matahari. Beliau lalu mengutus seseorang untuk memanggil jamaah dengan ucapan ASH SHALATU JAMI’AH (mari kita lakukan shalat berjmaah). Orang-orang pun berkumpul dan Nabi lalu maju serta bertakbir. Beliau kemudian melakukan ruku empat kali dan sujud empat kali dalam dua rakaat.” (HR Muslim)
Melihat hadist tersebut maka Rasulullah tidak menyuruh manusia untuk mengumandangkan adzan ataupun iqamah. Yang ada hanya sebatas seruan untuk melaksanakan shalat gerhana secara berjamaah.
5. Melakukan Khutbah Setelah Gerhana
Melakukan khutbah setelah terjadinya gerhana merupakan ibadah yang dilakukan oleh Imam Syafi’i, Ishaq dan beberapa sahabat lainnya.
Aisyah menuturkan bahwa di jaman Rasulullah telah terjadi gerhana matahari dan beliau bangkit serta mengimami manusia dan memanjangkan berdiri.
Setelah melakukan shalat gerhana, Rasulullah pun kemudian berkhutbah,
“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Jika melihat hal tersebut maka berdo’alah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah shalat dan bersedekahlah.”
Nabi selanjutnya bersabda, ”Wahai umat Muhammad, demi Allah, tidak ada seorang pun yang lebih cemburu daripada Allah karena ada seorang hamba baik laki-laki maupun perempuan yang berzina.
Wahai Umat Muhammad, demi Allah, jika kalian mengetahui yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis.” (HR. Bukhari)
Itulah 5 ibadah yang dilakukan ketika moment gerhana tiba. Semoga kita bisa melaksanakannya pada tanggal 9 Maret tersebut dengan sebaik-baiknya. Aamiin