Tak bisa dipungkiri, Bahwa Doa Orang Tua Adalah Modal Terbesar Kesuksesan Seorang Anak, Kesuksesan yang dicapai oleh seseorang tak biaa lepas dari peran orang tua. Terutama doa mereka. Ya, doa orang tua adalah doa yang paling mustajab, terutama doa seorang Ibu, karena doa dari mereka untuk anaknya bisa menembus langit, entah doa baik ataupun buruk.
Mungkin sebagian orang masih tidak sadar bahwa kemungkinan kesuksesan-kesuksesannya selama ini adalah buah dari doa orang tua kepada Allah tanpa ia ketahui. Dan seorang ibu itu tanpa disuruh pasti akan selalu mendoakan anaknya di tiap nafasnya kala bermunajat kepada Allah. Tapi seorang anak belum tentu selalu berdoa untuk orang tuanya.
Barangkali juga kita suka mengeluh tentang sifat buruk orang tua, entah karena ibu nya cerewet, suka ikut campur, suka nyuruh-nyuruh, tidak gaul dan lain sebagainya. Jika seperti ini maka tragis. Kenapa tragis? Karena terlalu fokus dengan secuil kekurangan orang tua dan melupakan segudang kebaikan yang telah diberikan kepada kita selama ini.
Di luar sana mungkin ada orang-orang di pinggir jalanan, di bawah kolong jembatan dan di tempat lainnya mereka juga suka mengeluh, tapi yang mereka keluhkan ialah bukan karena sifat orang tua mereka, tapi mereka mengeluh karena mereka tidak punya lagi orang tua.
Bersyukurlah jika masih mempunyai orang tua. Jika ingin tahu rasanya tidak punya orang tua, coba tanyakan kepada mereka yang salah satu orang tuanya telah tiada. Mungkin perasaan mereka sangat sedih dan kekurangan motivasi dalam hidup.
Coba bayangkan jika kita tidak punya orang tua, ketika kita akan pergi ke luar rumah untuk sekolah atau bekerja, tidak ada lagi tangan yang bias kita cium. tidak ada lagi makanan yang tersedia di meja makan saat kita pulang. ketika hari lebaran rumah terasa sepi dan lebaran terasa tanpa makna.
Suatu ketika saya pernah mendapati seorang tetangga ketika menyiram tembakau berkata pada anaknya sambil meneteskan air mata: "Semoga melaratmu saya saja yang tanggung nak, semoga hidupmu dimudahkan oleh Allah."
Doa orang tua seperti diatas sebenarnya tipikal saja, alias biasa dan lumrah. Hanya saja, ketika kisah ini diceritakan sendiri oleh anak miskin dan mempunyai masa lalu kelam hinggak akhirnya mencapai kesuksesan pada masa kininya maka kisah ini akan memiliki getaran yang berbeda. Sangat mengharukan.
Modal utama kesuksesan seorang anak adalah Doa orang tuanya. Jika kita adalah orang tua, jangan pernah bosan bosan untuk mendoakan anak-anak kita. Kalau kita adalah anak, jangan sekali kali anggap remeh peran doa orang tua kita. Kalau kita sudah sukses, yakinilah bahwa dalam kesuksesan kita ada doa orang tua sebagai ruh kesuksesan itu sendiri. Lalu, sudahkah kita berbuat sesuatu untuk orang tua kita?
Anak tetangga yang saya ceritakan diatas, Hanya punya 2 stel baju dan celana, sepatunya sepatu rusak dan itupun cuma sepasang saja. Anak tersebut selalu tersenyum walau hidupnya pun tak punya masa depan yang jelas. Satu-satunya penguat semangatnya adalah suara orang tuanya yang selalu terngiang di telinganya: "semoga cukup saya saja yang melarat, semoga engkau bahagia."
Ketika anak tersebut sudah beranjak dewasa, Ada seorang ulama besar yang ingin menjadikannya menantu. Semua tetangganya mencibirnya dan berkata: "kok memilihnya jadi menantu, apa yang bisa diharapkan, dia takkan bisa membuat bahagia."
Sang calon mertua tak bertanya pekerjaan dan penghasilannya. Bertanya masalah duniawi hanya menjadi penghinaan ketika melihat fakta pakaian dan celananya jauh dari kata sederhana, terlihat beberapa bekas jahitan cukup banyak.
Pertanyaan mertuanya hanya satu: "apa kamu bisa ngaji nak?" Dijawabnya dengan anggukan kecil." Lalu dinikahkanlah dia dengan putrinya yang taat kepada orang tua.
Masya Allah, Mertua yang sangat wira'i, mendahulukan pertimbangan agama dalam mencari menantu.
Saat ini anak tetangga saya itu menjadi lelaki yang diberkahi Allah. Harta yang dimilikinya bisa dikatakan lebih dari cukup, punya anak shalih shalihah dan kehidupan yang damai bahagia.
Mungkin sebagian orang masih tidak sadar bahwa kemungkinan kesuksesan-kesuksesannya selama ini adalah buah dari doa orang tua kepada Allah tanpa ia ketahui. Dan seorang ibu itu tanpa disuruh pasti akan selalu mendoakan anaknya di tiap nafasnya kala bermunajat kepada Allah. Tapi seorang anak belum tentu selalu berdoa untuk orang tuanya.
Barangkali juga kita suka mengeluh tentang sifat buruk orang tua, entah karena ibu nya cerewet, suka ikut campur, suka nyuruh-nyuruh, tidak gaul dan lain sebagainya. Jika seperti ini maka tragis. Kenapa tragis? Karena terlalu fokus dengan secuil kekurangan orang tua dan melupakan segudang kebaikan yang telah diberikan kepada kita selama ini.
Di luar sana mungkin ada orang-orang di pinggir jalanan, di bawah kolong jembatan dan di tempat lainnya mereka juga suka mengeluh, tapi yang mereka keluhkan ialah bukan karena sifat orang tua mereka, tapi mereka mengeluh karena mereka tidak punya lagi orang tua.
Bersyukurlah jika masih mempunyai orang tua. Jika ingin tahu rasanya tidak punya orang tua, coba tanyakan kepada mereka yang salah satu orang tuanya telah tiada. Mungkin perasaan mereka sangat sedih dan kekurangan motivasi dalam hidup.
Coba bayangkan jika kita tidak punya orang tua, ketika kita akan pergi ke luar rumah untuk sekolah atau bekerja, tidak ada lagi tangan yang bias kita cium. tidak ada lagi makanan yang tersedia di meja makan saat kita pulang. ketika hari lebaran rumah terasa sepi dan lebaran terasa tanpa makna.
Suatu ketika saya pernah mendapati seorang tetangga ketika menyiram tembakau berkata pada anaknya sambil meneteskan air mata: "Semoga melaratmu saya saja yang tanggung nak, semoga hidupmu dimudahkan oleh Allah."
Doa orang tua seperti diatas sebenarnya tipikal saja, alias biasa dan lumrah. Hanya saja, ketika kisah ini diceritakan sendiri oleh anak miskin dan mempunyai masa lalu kelam hinggak akhirnya mencapai kesuksesan pada masa kininya maka kisah ini akan memiliki getaran yang berbeda. Sangat mengharukan.
Modal utama kesuksesan seorang anak adalah Doa orang tuanya. Jika kita adalah orang tua, jangan pernah bosan bosan untuk mendoakan anak-anak kita. Kalau kita adalah anak, jangan sekali kali anggap remeh peran doa orang tua kita. Kalau kita sudah sukses, yakinilah bahwa dalam kesuksesan kita ada doa orang tua sebagai ruh kesuksesan itu sendiri. Lalu, sudahkah kita berbuat sesuatu untuk orang tua kita?
Anak tetangga yang saya ceritakan diatas, Hanya punya 2 stel baju dan celana, sepatunya sepatu rusak dan itupun cuma sepasang saja. Anak tersebut selalu tersenyum walau hidupnya pun tak punya masa depan yang jelas. Satu-satunya penguat semangatnya adalah suara orang tuanya yang selalu terngiang di telinganya: "semoga cukup saya saja yang melarat, semoga engkau bahagia."
Ketika anak tersebut sudah beranjak dewasa, Ada seorang ulama besar yang ingin menjadikannya menantu. Semua tetangganya mencibirnya dan berkata: "kok memilihnya jadi menantu, apa yang bisa diharapkan, dia takkan bisa membuat bahagia."
Sang calon mertua tak bertanya pekerjaan dan penghasilannya. Bertanya masalah duniawi hanya menjadi penghinaan ketika melihat fakta pakaian dan celananya jauh dari kata sederhana, terlihat beberapa bekas jahitan cukup banyak.
Pertanyaan mertuanya hanya satu: "apa kamu bisa ngaji nak?" Dijawabnya dengan anggukan kecil." Lalu dinikahkanlah dia dengan putrinya yang taat kepada orang tua.
Masya Allah, Mertua yang sangat wira'i, mendahulukan pertimbangan agama dalam mencari menantu.
Saat ini anak tetangga saya itu menjadi lelaki yang diberkahi Allah. Harta yang dimilikinya bisa dikatakan lebih dari cukup, punya anak shalih shalihah dan kehidupan yang damai bahagia.