KabarMakkah.Com – Seseorang yang menunda-nunda shalat telah Allah sebut dalam Al Quran sebagai seorang yang sahun atau lalai. Begitu pun juga seseorang yang menunda-nunda pekerjaannya, secara keilmuan disebut prokrastinator. Kedua-duanya bersumber pada satu masalah yakni tidak melaksanakan kegiatan atau pekerjaan pada waktu yang lebih awal dan senang mengakhir-akhirkannya.
Meski shalat merupakan ibadah dan berbeda dengan bekerja, namun sesungguhnya kedua-duanya memiliki sistem yang sama. Seseorang yang melaksanakan shalat tepat pada waktunya, maka ia memiliki kecenderungan bersifat tenang dalam hidup. Ia bukanlah seseorang yang mudah was-was, dan tergesa-gesa. Selain itu ia merupakan seorang yang giat bekerja dan tidak bermalas-malasan dalam mengerjakan sesuatu.
Tipe orang yang seperti inilah yang bisa dipegang janjinya. Ia dijamin tidak akan menyia-nyiakan waktu yang telah disepakati. Sifat disiplinnya mampu membuat ia melaksanakan shalat di awal waktu dan mengerjakan pekerjaan lain setelahnya tanpa sedikit pun memiliki pikiran akan kehabisan waktu yang telah ditentukan.
Lain halnya dengan orang yang bertipe sahun atau lalai. Ia akan senang menunda-nunda shalatnya dan baru bersalah ketika waktu telah hampir habis. Ketakutan akan habisnya waktu tersebut tak dijadikan motivasi untuk mengawalkan waktu shalatnya.
Terlebih lagi ketika shalat bersamaan dengan deadline suatu pekerjaan. Yang ada, ia akan mulai tidak konsen dan kalap dalam bertindak. Ia pun akan bingung menentukan mana yang harus ia dahulukan, apakah urusannya yang duniawi itu ataukah shalat yang menjadi kewajibannya kepada Allah.
Coba tanyakan pada diri sendiri, termasuk tipe manakah kita? Untuk yang merasa bertipe sahun atau lalai, maka beberapa efek ini mungkin sadar tidak sadar akan dirasakan dalam diri.
1. Shalat yang terburu-buru sehingga hilang rasa khusyuk
2. Sering merasa cemas, terlebih lagi saat jam menunjukkan habisnya waktu shalat
3. Rasa sesal sesudahnya dan perasaan berdosa karena telah kehilangan waktu shalat
Hampir sebagian besar dari kita pernah merasakannya dan ini kadang kala berhubungan dengan mood atau bawaan hati. Kadang ketika hati merasa tenang dan penuh dengan keimanan, shalat pun seperti menjadi suatu yang harus diutamakan. Namun ketika hati ini lemah dan malas, akibatnya shalat pun ditunda-tunda karena menganggap masih banyak waktu.
Lantas bagaimana agar shalat bisa terus diusahakan untuk tepat waktu dan nantinya akan berefek pada selesainya suatu pekerjaan? Berikut adalah tips yang bisa dilakukan.
1. Niat Untuk Hindari Menunda-Nunda
Hal ini perlu kesadaran diri bahwa jika kita menunda-nunda, maka pekerjaan akan semakin menumpuk. Bukan hanya shalat, namun pekerjaan lain pun harus disemangati dengan kesadaran ini. Karena sesungguhnya kebiasaan akan bisa dirubah dengan kesadaran.
2. Lakukan Pekerjaan Yang Ringan
Seringkali kita menunda pekerjaan atau kegiatan dikarenakan sulitnya pekerjaan tersebut. Alhasilnya pekerjaan yang harusnya bisa beres dalam satu jam, ia alihkan ke jam lain yang sebenarnya dialokasikan untuk kegiatan selanjutnya. Efeknya adalah tentu dalam ibadah, karena kita jadinya akan lebih fokus ke pekerjaan yang tertunda dan menyepelekan waktu shalat.
Jadi mulailah dengan mengerjakan pekerjaan yang ringan dahulu. Pilih sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Dengan begitu pekerjaan bisa langsung dikerjakan tanpa perlu menunda-nunda.
3. Pilih Kegiatan Yang Disenangi Dahulu
Pekerjaan yang banyak akan berdampak pada sempitnya waktu shalat. Kadang waktu shalat yang masih panjang pun dianggap angin lalu karena banyaknya pekerjaan yang membuat stres. Jika sudah begitu, siap-siaplah mendapatkan kecaman dari Allah karena lalai dalam kewajiban.
Solusinya adalah dari sekian banyak pekerjaan tersebut, pilihlah yang disenangi dahulu. Lakukan kegiatan yang sederhana dan tidak merumitkan. Analogi ini sama seperti halnya kita menghafal surat pendek dahulu sebelum menghafal surat yang panjang.
4. Tantang Dengan Yang Lebih Sulit
Jika sudah mampu menyelesaikan suatu kewajiban tepat waktu dan sempurna secara rutin, maka cobalah menantang diri sendiri dengan target yang lebih sulit. Contohnya cobalah menambahkan shalat sunat dalam setiap shalat wajib. Rasakan sensasi yang keluar ketika bisa melaksanakan ibadah shalat yang bisa dikatakan sempurna tersebut.
Ingatlah bahwa Rasulullah pun memberikan keistimewaan dalam setiap shalat sunat sebelum ataupun sesudah shalat wajib.
Ibnu Umar menyebutkan bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Allah memberi rahmat bagi orang yang shalat empat rakaat sebelum ashar.”
5. Singkirkan Sesuatu Yang Membuat Kita Lalai Dalam Shalat
Sesuatu yang dapat melalaikan shalat sama artinya dengan sesuatu yang membuat kita lupa dari mengingat Allah. Lantas apa yang harus dilakukan? Hilangkanlah pikiran yang membuat shalat kita tidak khusyuk. Jangan sedikit pun berpikir tentang pekerjaan saat shalat karena mampu membuat shalat menjadi tergesa-gesa.
Cara ini memang gampang-gampang susah karena setan akan terus merasuk dalam pikiran manusia untuk melalaikan shalat baik dari segi waktu maupun dalam pelaksanaannya. Namun kita bisa mencobanya dengan memasrahkan diri kepada Allah dan menghinakan diri di hadapanNya.
Jadi saat ini mulailah menata semua yang ada pada diri. Mulailah memprioritaskan kepentingan ibadah dahulu sehingga Allah pun mempermudah kepentingan duniawi kita. Insyaallah kehidupan pun akan penuh berkah dengan tidak menunda-nunda shalat.
Meski shalat merupakan ibadah dan berbeda dengan bekerja, namun sesungguhnya kedua-duanya memiliki sistem yang sama. Seseorang yang melaksanakan shalat tepat pada waktunya, maka ia memiliki kecenderungan bersifat tenang dalam hidup. Ia bukanlah seseorang yang mudah was-was, dan tergesa-gesa. Selain itu ia merupakan seorang yang giat bekerja dan tidak bermalas-malasan dalam mengerjakan sesuatu.
Tipe orang yang seperti inilah yang bisa dipegang janjinya. Ia dijamin tidak akan menyia-nyiakan waktu yang telah disepakati. Sifat disiplinnya mampu membuat ia melaksanakan shalat di awal waktu dan mengerjakan pekerjaan lain setelahnya tanpa sedikit pun memiliki pikiran akan kehabisan waktu yang telah ditentukan.
Lain halnya dengan orang yang bertipe sahun atau lalai. Ia akan senang menunda-nunda shalatnya dan baru bersalah ketika waktu telah hampir habis. Ketakutan akan habisnya waktu tersebut tak dijadikan motivasi untuk mengawalkan waktu shalatnya.
Terlebih lagi ketika shalat bersamaan dengan deadline suatu pekerjaan. Yang ada, ia akan mulai tidak konsen dan kalap dalam bertindak. Ia pun akan bingung menentukan mana yang harus ia dahulukan, apakah urusannya yang duniawi itu ataukah shalat yang menjadi kewajibannya kepada Allah.
Coba tanyakan pada diri sendiri, termasuk tipe manakah kita? Untuk yang merasa bertipe sahun atau lalai, maka beberapa efek ini mungkin sadar tidak sadar akan dirasakan dalam diri.
1. Shalat yang terburu-buru sehingga hilang rasa khusyuk
2. Sering merasa cemas, terlebih lagi saat jam menunjukkan habisnya waktu shalat
3. Rasa sesal sesudahnya dan perasaan berdosa karena telah kehilangan waktu shalat
Hampir sebagian besar dari kita pernah merasakannya dan ini kadang kala berhubungan dengan mood atau bawaan hati. Kadang ketika hati merasa tenang dan penuh dengan keimanan, shalat pun seperti menjadi suatu yang harus diutamakan. Namun ketika hati ini lemah dan malas, akibatnya shalat pun ditunda-tunda karena menganggap masih banyak waktu.
Lantas bagaimana agar shalat bisa terus diusahakan untuk tepat waktu dan nantinya akan berefek pada selesainya suatu pekerjaan? Berikut adalah tips yang bisa dilakukan.
1. Niat Untuk Hindari Menunda-Nunda
Hal ini perlu kesadaran diri bahwa jika kita menunda-nunda, maka pekerjaan akan semakin menumpuk. Bukan hanya shalat, namun pekerjaan lain pun harus disemangati dengan kesadaran ini. Karena sesungguhnya kebiasaan akan bisa dirubah dengan kesadaran.
2. Lakukan Pekerjaan Yang Ringan
Seringkali kita menunda pekerjaan atau kegiatan dikarenakan sulitnya pekerjaan tersebut. Alhasilnya pekerjaan yang harusnya bisa beres dalam satu jam, ia alihkan ke jam lain yang sebenarnya dialokasikan untuk kegiatan selanjutnya. Efeknya adalah tentu dalam ibadah, karena kita jadinya akan lebih fokus ke pekerjaan yang tertunda dan menyepelekan waktu shalat.
Jadi mulailah dengan mengerjakan pekerjaan yang ringan dahulu. Pilih sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Dengan begitu pekerjaan bisa langsung dikerjakan tanpa perlu menunda-nunda.
3. Pilih Kegiatan Yang Disenangi Dahulu
Pekerjaan yang banyak akan berdampak pada sempitnya waktu shalat. Kadang waktu shalat yang masih panjang pun dianggap angin lalu karena banyaknya pekerjaan yang membuat stres. Jika sudah begitu, siap-siaplah mendapatkan kecaman dari Allah karena lalai dalam kewajiban.
Solusinya adalah dari sekian banyak pekerjaan tersebut, pilihlah yang disenangi dahulu. Lakukan kegiatan yang sederhana dan tidak merumitkan. Analogi ini sama seperti halnya kita menghafal surat pendek dahulu sebelum menghafal surat yang panjang.
4. Tantang Dengan Yang Lebih Sulit
Jika sudah mampu menyelesaikan suatu kewajiban tepat waktu dan sempurna secara rutin, maka cobalah menantang diri sendiri dengan target yang lebih sulit. Contohnya cobalah menambahkan shalat sunat dalam setiap shalat wajib. Rasakan sensasi yang keluar ketika bisa melaksanakan ibadah shalat yang bisa dikatakan sempurna tersebut.
Ingatlah bahwa Rasulullah pun memberikan keistimewaan dalam setiap shalat sunat sebelum ataupun sesudah shalat wajib.
Ibnu Umar menyebutkan bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Allah memberi rahmat bagi orang yang shalat empat rakaat sebelum ashar.”
5. Singkirkan Sesuatu Yang Membuat Kita Lalai Dalam Shalat
Sesuatu yang dapat melalaikan shalat sama artinya dengan sesuatu yang membuat kita lupa dari mengingat Allah. Lantas apa yang harus dilakukan? Hilangkanlah pikiran yang membuat shalat kita tidak khusyuk. Jangan sedikit pun berpikir tentang pekerjaan saat shalat karena mampu membuat shalat menjadi tergesa-gesa.
Cara ini memang gampang-gampang susah karena setan akan terus merasuk dalam pikiran manusia untuk melalaikan shalat baik dari segi waktu maupun dalam pelaksanaannya. Namun kita bisa mencobanya dengan memasrahkan diri kepada Allah dan menghinakan diri di hadapanNya.
Jadi saat ini mulailah menata semua yang ada pada diri. Mulailah memprioritaskan kepentingan ibadah dahulu sehingga Allah pun mempermudah kepentingan duniawi kita. Insyaallah kehidupan pun akan penuh berkah dengan tidak menunda-nunda shalat.