KabarMakkah.Com – Kapolda yang satu ini patut dicontoh oleh yang lainnya karena ia mau turun ke lapangan dan mencari tahu apa yang dilakukan oleh bawahannya. Memang sudah seharusnya seorang pemimpin mau turun dan melihat sendiri kenyataan yang ada di luaran.
Bermula menyamar sebagai masyarakat biasa, Kapolda ini kemudian memergoki Polantas yang sedang melakukan aksi tilang berbau “Damai”.
Ia adalah Kapolda Kalbar Brigjen Arief Sulistyanto yang melihat aksi tilang tersebut di daerah Pos Lantas dekat pasar.
Peristiwa penyamaran yang dilakukan oleh Kapolda mengikut sertakan istrinya dengan berpakaian sehari-hari layaknya masyarakat biasa. Beliau kemudian berhenti selama satu jam untuk memperhatikan anggota Lantas yang sedang melakukan penilangan karena beberapa masyarakat melanggar rambu putar balik.
Kapolda Arief menuturkan bahwa ia menghitung sekitar 10 orang terkena tilang dan dibawa ke Pos Lantas. Beliau pun langsung mendatangi Pos tersebut dan bertanya kepada para Polantas tersebut.
Karena ketidaktahuan mereka dan memang Arief baru dilantik jadi Kapolda, akhirnya ia diusir karena merasa terlalu ikut campur. Setelah itu barulah Jenderal bintang satu ini marah dan kecewa dengan kelakuan bawahannya tersebut. Ia mengungkapkan siapa ia sebenarnya dan mengatakan bahwa sudah seharusnya polisi menjadi pelayan masyarakat dan bukan memalak mereka.
Setelah kejadian itu Pos Lantas yang biasa digunakan memalak dibongkar dan dijadikan Balai Polisi dan Masyarakat.
Semoga para atasan penegak hukum yang lainnya mau mengikuti apa yang dilakukan oleh Kapolda ini sehingga bawahan tidak semena-mena terhadap masyarakat dan hukum bisa tegak semestinya.
Bermula menyamar sebagai masyarakat biasa, Kapolda ini kemudian memergoki Polantas yang sedang melakukan aksi tilang berbau “Damai”.
Ia adalah Kapolda Kalbar Brigjen Arief Sulistyanto yang melihat aksi tilang tersebut di daerah Pos Lantas dekat pasar.
Peristiwa penyamaran yang dilakukan oleh Kapolda mengikut sertakan istrinya dengan berpakaian sehari-hari layaknya masyarakat biasa. Beliau kemudian berhenti selama satu jam untuk memperhatikan anggota Lantas yang sedang melakukan penilangan karena beberapa masyarakat melanggar rambu putar balik.
Kapolda Arief menuturkan bahwa ia menghitung sekitar 10 orang terkena tilang dan dibawa ke Pos Lantas. Beliau pun langsung mendatangi Pos tersebut dan bertanya kepada para Polantas tersebut.
Karena ketidaktahuan mereka dan memang Arief baru dilantik jadi Kapolda, akhirnya ia diusir karena merasa terlalu ikut campur. Setelah itu barulah Jenderal bintang satu ini marah dan kecewa dengan kelakuan bawahannya tersebut. Ia mengungkapkan siapa ia sebenarnya dan mengatakan bahwa sudah seharusnya polisi menjadi pelayan masyarakat dan bukan memalak mereka.
Setelah kejadian itu Pos Lantas yang biasa digunakan memalak dibongkar dan dijadikan Balai Polisi dan Masyarakat.
Semoga para atasan penegak hukum yang lainnya mau mengikuti apa yang dilakukan oleh Kapolda ini sehingga bawahan tidak semena-mena terhadap masyarakat dan hukum bisa tegak semestinya.