Assalamu'alaikum
Sebelumnya saya memang tidak berjilbab dan berkerudung, Namun saya tahu jika berjilbab itu adalah kewajiban bagi setiap muslimah.
Saat itu hati saya belum tergerak untuk memakainya.
Bahkan ketika tetangga sudah mulai banyak yang memakainya, hati saya juga belum tergerak.
Sampai suatu saat, Ketika saya dari kampus saya cari kerjaan untuk beli jilbab, alhamdulillah saya dapat kerjaan di rumah seorang ustadz yang juga tetangga saya.
Alhamdulillah, Lantaran sering ngobrol dengan kelurga ustadz ini saya mendapatkan pemahaman tentang islam, termasuk tentang masalah aurat dan pakaian yang seharusnya dipakai seorang muslimah.
Sejak itu saya memutuskan untuk menutup aurat walapun belum sempurna.
Sebenarnya, saya ingin menutup aurat dengan sempurna, tapi apa mungkin?
Pakaian yang saya punya saja terbatas.
Apalagi kalau berjilbab dan memakai gamis lebar tentu membutuhkan dana yang banyak.
Hal ini pernah saya sampaikan kepada istri ustadz tersebut.
Tapi saya yakin bila kita berkeinginan kuat untuk taat kepada Allah, pasti ada jalan keluarnya.
Alhamdulillah, saya di bantu oleh ustadz dan istrinya mencarikan jilbab lewat teman-temannya.
Subhanallah, Memang pertolongan Allah selalu ada untuk hambaNya.
Akhirnya bisa memakai pakaian dengan sempurna walapun hanya jilbab second, tapi terlihat masih bagus.
Pas saya pulang dari kerjaan mau pulang kerumah, saya udah pake jilbab yang sempurna,
Dijalan ada yang bilang, itu ada ustadzah dari mana ya?
Pas saya pertama kali memakai jilbab ada saja tetangga yang agak enak miring komentarnya,
Ah itu pakaian ya ikut ikutan bu ustadz,
apa gak gerah pake baju lebar kaya gitu, kaya emak emak, ibu ibu, seperti orang hamil, udah tua lagi, seperti ondel ondel,
Pas saya sampai di rumah, umi saya langsung marah, karena jilbab besar tersebut,, saya cuma bisa diam aja, kata umi jilbab yang di pakai sama saya gak cocok, seperti udah tua seperti udah ibu ibu, tapi saya yakin dengan pendirian saya, karna saya pingin pake jilbab, pengen tutup aurat dengan sempurna, jilbab pemberian istri ustadz tersebut di robek sama umi, Saya cuma nangis.
Sama umi saya, di dalam hati saya, Ya allah tolonglah hamba ini, kuatkan iman saya, kuatkan kesabaran saya, dengan cobaan saya ini.
Udah itu saya perbaiki lagi jilbab saya yang robek, Saya jahit sambil nangis kerena besok mau kuliah pengen pakai jilbab tersebut.
Ketika sudah jahit lagi, kemudian saya pakai ke kampus. Di kampus itu saya diledekin sama teman teman, Kata teman saya.
Aduuuuuh, ada ibu ustadzah niiih mau ceramah di mana ibu?
Masa sih jilbabnya banyak jahitan, udah jelek lagi jilbabnya,
Kubalas cacian mereka dengan senyuman manis, tapi dalam hati saya menangis. Sambil berdoa, ya Allah kuatkan hambaMu ini..
Semua itu saya hadapi dengan kesabaran.
Saya pikir, suatu saat mereka pasti berhenti mengomentari saya seperti itu.
Dan alhamdulillah, sampai sekarang saya tetap berjilbab, walapun saya berkerja hanya sebagai merawat anak ustadz.
Sekalipun begitu saya tetap berjilbab, Dan itu sama sekali tidak menghalangi perkerjaan saya. saya tak lupa selalu mengkaji islam supaya istiqomah.
Dengan mengkaji islam pula, saya semakin menyadari bahwa kehidupan dunia dan kesenangan di dunia ini tidaklah abadi.
Oleh karena itu dengan berjilbab saya hanya berharap mudah mudahan bisa menjadi salah satu amal soleh yang dapat menyelamatkan nanti di akhirat.
Kalu tidak sekarang kapan lagi?
Setelah itu saya di kasih uang sama ustadz, terus saya beli jilbab, ternyata jilbab itu mahal sekali, harga jilbab syar'i 250 ribu, Uang yang ada di dompet saya hanya 100 ribu, saya cuma bisa diam dan nangis, karena gak bisa beli jilbab yang baru, jilbab yang saya pakai sudah banyak jahitan, bekas di robek sama umi saya, akhirnya saya beli jilbab bekas, tapi kondisinya masih bagus bagus, Dalam hati saya bersyukur.
Alhamdulillah, gpp jilbab bekas yang penting bisa tutup aurat. Karena saya hanya ingin taat sama allah dengan menjadi muslimah secara kaffah.
Semoga kisah nyata ini dapat menginspirasi kita semua, Khususnya untuk muslimah yang seharusnya teguh dalam memakai Hijab. berjuanglah terus wahai para Muslimah.
@Andikawahyu52
Sebelumnya saya memang tidak berjilbab dan berkerudung, Namun saya tahu jika berjilbab itu adalah kewajiban bagi setiap muslimah.
Saat itu hati saya belum tergerak untuk memakainya.
Bahkan ketika tetangga sudah mulai banyak yang memakainya, hati saya juga belum tergerak.
Sampai suatu saat, Ketika saya dari kampus saya cari kerjaan untuk beli jilbab, alhamdulillah saya dapat kerjaan di rumah seorang ustadz yang juga tetangga saya.
Alhamdulillah, Lantaran sering ngobrol dengan kelurga ustadz ini saya mendapatkan pemahaman tentang islam, termasuk tentang masalah aurat dan pakaian yang seharusnya dipakai seorang muslimah.
Sejak itu saya memutuskan untuk menutup aurat walapun belum sempurna.
Sebenarnya, saya ingin menutup aurat dengan sempurna, tapi apa mungkin?
Pakaian yang saya punya saja terbatas.
Apalagi kalau berjilbab dan memakai gamis lebar tentu membutuhkan dana yang banyak.
Hal ini pernah saya sampaikan kepada istri ustadz tersebut.
Tapi saya yakin bila kita berkeinginan kuat untuk taat kepada Allah, pasti ada jalan keluarnya.
Alhamdulillah, saya di bantu oleh ustadz dan istrinya mencarikan jilbab lewat teman-temannya.
Subhanallah, Memang pertolongan Allah selalu ada untuk hambaNya.
Akhirnya bisa memakai pakaian dengan sempurna walapun hanya jilbab second, tapi terlihat masih bagus.
Pas saya pulang dari kerjaan mau pulang kerumah, saya udah pake jilbab yang sempurna,
Dijalan ada yang bilang, itu ada ustadzah dari mana ya?
Pas saya pertama kali memakai jilbab ada saja tetangga yang agak enak miring komentarnya,
Ah itu pakaian ya ikut ikutan bu ustadz,
apa gak gerah pake baju lebar kaya gitu, kaya emak emak, ibu ibu, seperti orang hamil, udah tua lagi, seperti ondel ondel,
Pas saya sampai di rumah, umi saya langsung marah, karena jilbab besar tersebut,, saya cuma bisa diam aja, kata umi jilbab yang di pakai sama saya gak cocok, seperti udah tua seperti udah ibu ibu, tapi saya yakin dengan pendirian saya, karna saya pingin pake jilbab, pengen tutup aurat dengan sempurna, jilbab pemberian istri ustadz tersebut di robek sama umi, Saya cuma nangis.
Sama umi saya, di dalam hati saya, Ya allah tolonglah hamba ini, kuatkan iman saya, kuatkan kesabaran saya, dengan cobaan saya ini.
Udah itu saya perbaiki lagi jilbab saya yang robek, Saya jahit sambil nangis kerena besok mau kuliah pengen pakai jilbab tersebut.
Ketika sudah jahit lagi, kemudian saya pakai ke kampus. Di kampus itu saya diledekin sama teman teman, Kata teman saya.
Aduuuuuh, ada ibu ustadzah niiih mau ceramah di mana ibu?
Masa sih jilbabnya banyak jahitan, udah jelek lagi jilbabnya,
Kubalas cacian mereka dengan senyuman manis, tapi dalam hati saya menangis. Sambil berdoa, ya Allah kuatkan hambaMu ini..
Semua itu saya hadapi dengan kesabaran.
Saya pikir, suatu saat mereka pasti berhenti mengomentari saya seperti itu.
Dan alhamdulillah, sampai sekarang saya tetap berjilbab, walapun saya berkerja hanya sebagai merawat anak ustadz.
Sekalipun begitu saya tetap berjilbab, Dan itu sama sekali tidak menghalangi perkerjaan saya. saya tak lupa selalu mengkaji islam supaya istiqomah.
Dengan mengkaji islam pula, saya semakin menyadari bahwa kehidupan dunia dan kesenangan di dunia ini tidaklah abadi.
Oleh karena itu dengan berjilbab saya hanya berharap mudah mudahan bisa menjadi salah satu amal soleh yang dapat menyelamatkan nanti di akhirat.
Kalu tidak sekarang kapan lagi?
Setelah itu saya di kasih uang sama ustadz, terus saya beli jilbab, ternyata jilbab itu mahal sekali, harga jilbab syar'i 250 ribu, Uang yang ada di dompet saya hanya 100 ribu, saya cuma bisa diam dan nangis, karena gak bisa beli jilbab yang baru, jilbab yang saya pakai sudah banyak jahitan, bekas di robek sama umi saya, akhirnya saya beli jilbab bekas, tapi kondisinya masih bagus bagus, Dalam hati saya bersyukur.
Alhamdulillah, gpp jilbab bekas yang penting bisa tutup aurat. Karena saya hanya ingin taat sama allah dengan menjadi muslimah secara kaffah.
Semoga kisah nyata ini dapat menginspirasi kita semua, Khususnya untuk muslimah yang seharusnya teguh dalam memakai Hijab. berjuanglah terus wahai para Muslimah.
@Andikawahyu52
Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca, Jika anda mempunyai informasi atau artikel yang sesuai dengan visi dan misi kami silahkan kirim tulisan anda ke infomakkah@mail.com