KabarMakkah.Com – Dalam sebuah percakapan antara guru dengan muridnya, sang guru berucap, “Di dunia ini ada suatu surga. Barang siapa yang tidak mau memasukinya, niscaya dia tidak akan masuk surga di akhirat.”
Begitulah yang disampaikan oleh seorang guru yang tak lain adalah Imam Ibnu Taimiyah kepada salah satu murid terbaiknya Ibnul Qayyim Al Jauziyah. Beliau menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan surga dunia tersebut adalah beriman kepada Allah dan kepada ajaran yang dibawa oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Itulah sebenar-benar surga dunia dan itulah sebenar-benar kenikmatan yang sesungguhnya di dunia ini. Sungguh jika bukan karena beriman kepada Allah dan menteladani apa yang diajarkan oleh Rasulullah, maka tidak akan ada satu pun orang beriman yang betah tinggal dan hidup di dunia yang fana ini.
Sementara di lain pihak, ada orang-orang yang enggan untuk memasuki surga dunia itu dengan alasan memperturutkan hawa nafsu dan menuhankan syahwatnya. Apa yang telah dibisikkan setan tanpa banyak tanya langsung dilakukannya. Ego dan sifat sombongnya pun diikutinya dengan tanpa melihat perasaan yang lain. Lambat laun dirinyalah yang akan binasa tanpa seorang pun yang bisa menolong.
Tipe manusia seperti inilah yang tidak akan bisa merasakan kenikmatan surga yang ada di akhirat. Perbuatan dan kenikmatan terlarang yang dilakukannya selama di dunia menjadi hinaan di akhirat kelak.
Lain halnya dengan mereka yang beriman dan menahan segala yang diharamkan di dunia. Mereka akan mendapatkan kenikmatan dalam lingkupan keridhaannya bahkan semenjak di dunia. Orang beriman pun tak akan berlebihan meski yang di hadapannya bersifat halal. Karena ia tahu bahwa Allah tidak suka terhadap orang yang berlebih-lebihan.
Sungguh sebuah bahan renungan untuk kita selaku hambaNya yang saat ini masih diberi helaan nafas sebagai tanda karuniaNya. Tak ada bedanya antara surga dunia dengan surga di akhirat. Karena sejatinya surga dunia menjadi gerbang pertama untuk bisa menuju surga yang ada di akhirat nanti.
Namun sayang sungguh sayang, banyak yang mengartikan bahwa surga dunia itu identik dengan harta kekayaan, rumah mewah, memakan yang haram hingga mengikuti nafsu syhwat kepada lain jenis. Dan mereka yang berkata demikian adalah sebagian dari orang-orang yang berdakwah dengan maksud untuk mengingatkan manusia.
Ketahuilah bahwa menumpuk kekayaan, mengikuti nafsu dan memakan makanan yang haram bukanlah arti dari surga dunia. Itu semua adalah neraka dunia yang kelak akan menggiring pelakunya ke dalam neraka yang sebenarnya.
Begitulah yang disampaikan oleh seorang guru yang tak lain adalah Imam Ibnu Taimiyah kepada salah satu murid terbaiknya Ibnul Qayyim Al Jauziyah. Beliau menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan surga dunia tersebut adalah beriman kepada Allah dan kepada ajaran yang dibawa oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Itulah sebenar-benar surga dunia dan itulah sebenar-benar kenikmatan yang sesungguhnya di dunia ini. Sungguh jika bukan karena beriman kepada Allah dan menteladani apa yang diajarkan oleh Rasulullah, maka tidak akan ada satu pun orang beriman yang betah tinggal dan hidup di dunia yang fana ini.
Sementara di lain pihak, ada orang-orang yang enggan untuk memasuki surga dunia itu dengan alasan memperturutkan hawa nafsu dan menuhankan syahwatnya. Apa yang telah dibisikkan setan tanpa banyak tanya langsung dilakukannya. Ego dan sifat sombongnya pun diikutinya dengan tanpa melihat perasaan yang lain. Lambat laun dirinyalah yang akan binasa tanpa seorang pun yang bisa menolong.
Tipe manusia seperti inilah yang tidak akan bisa merasakan kenikmatan surga yang ada di akhirat. Perbuatan dan kenikmatan terlarang yang dilakukannya selama di dunia menjadi hinaan di akhirat kelak.
Lain halnya dengan mereka yang beriman dan menahan segala yang diharamkan di dunia. Mereka akan mendapatkan kenikmatan dalam lingkupan keridhaannya bahkan semenjak di dunia. Orang beriman pun tak akan berlebihan meski yang di hadapannya bersifat halal. Karena ia tahu bahwa Allah tidak suka terhadap orang yang berlebih-lebihan.
Sungguh sebuah bahan renungan untuk kita selaku hambaNya yang saat ini masih diberi helaan nafas sebagai tanda karuniaNya. Tak ada bedanya antara surga dunia dengan surga di akhirat. Karena sejatinya surga dunia menjadi gerbang pertama untuk bisa menuju surga yang ada di akhirat nanti.
Namun sayang sungguh sayang, banyak yang mengartikan bahwa surga dunia itu identik dengan harta kekayaan, rumah mewah, memakan yang haram hingga mengikuti nafsu syhwat kepada lain jenis. Dan mereka yang berkata demikian adalah sebagian dari orang-orang yang berdakwah dengan maksud untuk mengingatkan manusia.
Ketahuilah bahwa menumpuk kekayaan, mengikuti nafsu dan memakan makanan yang haram bukanlah arti dari surga dunia. Itu semua adalah neraka dunia yang kelak akan menggiring pelakunya ke dalam neraka yang sebenarnya.