Banyaknya keluhan masyarakat tentang kelakuan oknum polisi saat razia lalu lintas memang sering terjadi. Salah satu keluhan tersebut datang dari seorang ibu dari Klaten bernama Wiwin Susilowati.
Wiwin mengungkapkan kelakuan sang polisi melalui akun Facebook, Sella Bunda Rifat. Dengan penuh kekesalan, dia menceritakan tindakan Inspektur Satu (Iptu) Sriyanto yang dianggapnya diluar batas kewajaran, karena tanpa banyak bicara dan menegur polisi tersebut langsung meninju kepala Wiwin Susilowati yang sedang membonceng putranya naik motor ke sekolah.
Kejadian menghebohkan tersebut terjadi pada Senin (15/2) kemarin, di mana Wiwin baru saja selesai kontrol ke sebuah rumah sakit bersama putranya Rifat. Selesai kontrol, Wiwin memutuskan mengantar Rifat ke sekolahnya di Alhasna.
"Dari arah kota mampir di Alfamart Bendogantungan Klaten beli bekal sekolah Rifat. Keluar dari Alfamart jalanan kosong, saya ambil jalur mepet kanan karena sekolahan Rifat kanan jalan. Aku liat di depan ada operasi kendaraan bermotor di depan Ilham Brajan. Aku sambil boncengin Rifat aku hati-hati belok motor pelan ke kiri karena kiri penuh mobil lewat penuh di tempat razia polisi dilaksanakan. Pas di pembatas operasi, saya masih pelan dan langsung di TONJOK bapak Sriyanto ke arah kepala kena helm saya. (Aku sentak bilang ama Pak Sriyanto jangan pakai tonjok dan tangan maju, nasehati saja bila saya salah), sambil pegang dompet dan tunjukin SIM, STNK saya kepada polisi di depan saya. (polisi itu bilang sabar bu sabar, maaf ya), saya bilang saya buru-buru urusin anak pak, saya dari RS. Terus saya lurus antar anak saya ke sekolah."
Mendapat perlakuan itu, Wiwin terus mencecar Sriyanto terkait alasannya meninju kepalanya. Namun, bukannya merasa bersalah dan meminta maaf, pelaku malah bersikap sombong. Dengan nada tinggi, dia menantang Wiwin melaporkan kelakuannya ke Propam Polres Klaten sembari menunjukkan papan nama dan pangkatnya.
"Pak Sriyanto bilang 'kalau enggak terima laporkan saja nama saya ini (sambil tunjukin nama) pangkat saya ini (sambil tunjukin pangkat) dan aku bilang sombong sekali bapak dengan jabatan dan pangkat. Suatu saat anda purna apa anda akan sombong seperti sekarang? Di depan anak kecil tonjok seorang ibu, apa itu sikap polisi yang melindungi dan mengayomi warganya bukan kekerasan," ucapnya kesal.
Lagi-lagi Sriyanto tetap menantangnya melaporkan tindakannya itu. Sementara polisi lainnya berusaha menenangkan emosinya dan meminta maaf atas kekerasan yang dilakukan Sriyanto.
"Tapi Pak Sriyanto polisi yang tonjok saya malah bilang kalau enggak terima laporkan saja dengan nada sombong pangkat dan bilang sita saja, sita. Tapi polisi lain bilang minta maaf dan sabar bu sabar. Saya bilang: Bapak enggak salah kenapa minta maaf seharusnya yang minta maaf Pak Sriyanto yang tonjok saya. Lalu saya pulang dengan nangis tersesak sesak. Anak saya juga di rumah enggak bisa tidur nyenyak merasa ketakutan."
Setelah berkonsultasi dengan suaminya, Wiwin memutuskan melaporkan Sriyanto ke Propam Polres Klaten. Laporan tersebut diberi nomor SPTL/01/II/2016/Propam.
Mendapat laporan tersebut, Propam langsung bertindak dengan memanggil dan memeriksa Sriyanto. Kepolisian juga berupaya melakukan mediasi kepada keduanya.
"Berkaitan dengan laporan dari saudara/i Sella Bunda Rifat dan Rif-sell(R-net) tentang oknum Polisi yang melakukan pemukulan kepada pengendara sepeda motor pada saat razia di Bendo Gantungan. KAMI SAMPAIKAN BAHWA SAAT INI YANG BERSANGKUTAN TELAH DIPERIKSA OLEH SIE PROPAM POLRES KLATEN DAN TELAH DILAKSANAKAN MEDIASI ANTARA KEDUA BELAH PIHAK. KAMI HARAP MITRA HUMAS DAPAT BERSABAR DAN MENUNGGU PROSESNYA," tulis akun Facebook Humas Polres Kalten.
Kanit Propam Ipda Nahrowi memastikan bakal menjatuhkan sanksi terhadap Sriyanto yang telah melakukan kekerasan terhadap seorang pengendara motor. Sanksi yang diberikan adalah pelanggaran disiplin.
"Atas kejadian tersebut kami keluarga besar Polres Klaten meminta maaf yang sebesar-besarnya. Kami berharap kejadian ini tidak lagi terulang serta kami mengucapkan terima kasih atas masukan dan kritikan yang disampaikan kepada kami."
Sumber: Merdeka.com
Ilustrasi |
Wiwin mengungkapkan kelakuan sang polisi melalui akun Facebook, Sella Bunda Rifat. Dengan penuh kekesalan, dia menceritakan tindakan Inspektur Satu (Iptu) Sriyanto yang dianggapnya diluar batas kewajaran, karena tanpa banyak bicara dan menegur polisi tersebut langsung meninju kepala Wiwin Susilowati yang sedang membonceng putranya naik motor ke sekolah.
Kejadian menghebohkan tersebut terjadi pada Senin (15/2) kemarin, di mana Wiwin baru saja selesai kontrol ke sebuah rumah sakit bersama putranya Rifat. Selesai kontrol, Wiwin memutuskan mengantar Rifat ke sekolahnya di Alhasna.
"Dari arah kota mampir di Alfamart Bendogantungan Klaten beli bekal sekolah Rifat. Keluar dari Alfamart jalanan kosong, saya ambil jalur mepet kanan karena sekolahan Rifat kanan jalan. Aku liat di depan ada operasi kendaraan bermotor di depan Ilham Brajan. Aku sambil boncengin Rifat aku hati-hati belok motor pelan ke kiri karena kiri penuh mobil lewat penuh di tempat razia polisi dilaksanakan. Pas di pembatas operasi, saya masih pelan dan langsung di TONJOK bapak Sriyanto ke arah kepala kena helm saya. (Aku sentak bilang ama Pak Sriyanto jangan pakai tonjok dan tangan maju, nasehati saja bila saya salah), sambil pegang dompet dan tunjukin SIM, STNK saya kepada polisi di depan saya. (polisi itu bilang sabar bu sabar, maaf ya), saya bilang saya buru-buru urusin anak pak, saya dari RS. Terus saya lurus antar anak saya ke sekolah."
Sumber: Facebook |
Mendapat perlakuan itu, Wiwin terus mencecar Sriyanto terkait alasannya meninju kepalanya. Namun, bukannya merasa bersalah dan meminta maaf, pelaku malah bersikap sombong. Dengan nada tinggi, dia menantang Wiwin melaporkan kelakuannya ke Propam Polres Klaten sembari menunjukkan papan nama dan pangkatnya.
"Pak Sriyanto bilang 'kalau enggak terima laporkan saja nama saya ini (sambil tunjukin nama) pangkat saya ini (sambil tunjukin pangkat) dan aku bilang sombong sekali bapak dengan jabatan dan pangkat. Suatu saat anda purna apa anda akan sombong seperti sekarang? Di depan anak kecil tonjok seorang ibu, apa itu sikap polisi yang melindungi dan mengayomi warganya bukan kekerasan," ucapnya kesal.
Lagi-lagi Sriyanto tetap menantangnya melaporkan tindakannya itu. Sementara polisi lainnya berusaha menenangkan emosinya dan meminta maaf atas kekerasan yang dilakukan Sriyanto.
"Tapi Pak Sriyanto polisi yang tonjok saya malah bilang kalau enggak terima laporkan saja dengan nada sombong pangkat dan bilang sita saja, sita. Tapi polisi lain bilang minta maaf dan sabar bu sabar. Saya bilang: Bapak enggak salah kenapa minta maaf seharusnya yang minta maaf Pak Sriyanto yang tonjok saya. Lalu saya pulang dengan nangis tersesak sesak. Anak saya juga di rumah enggak bisa tidur nyenyak merasa ketakutan."
Setelah berkonsultasi dengan suaminya, Wiwin memutuskan melaporkan Sriyanto ke Propam Polres Klaten. Laporan tersebut diberi nomor SPTL/01/II/2016/Propam.
Mendapat laporan tersebut, Propam langsung bertindak dengan memanggil dan memeriksa Sriyanto. Kepolisian juga berupaya melakukan mediasi kepada keduanya.
"Berkaitan dengan laporan dari saudara/i Sella Bunda Rifat dan Rif-sell(R-net) tentang oknum Polisi yang melakukan pemukulan kepada pengendara sepeda motor pada saat razia di Bendo Gantungan. KAMI SAMPAIKAN BAHWA SAAT INI YANG BERSANGKUTAN TELAH DIPERIKSA OLEH SIE PROPAM POLRES KLATEN DAN TELAH DILAKSANAKAN MEDIASI ANTARA KEDUA BELAH PIHAK. KAMI HARAP MITRA HUMAS DAPAT BERSABAR DAN MENUNGGU PROSESNYA," tulis akun Facebook Humas Polres Kalten.
Kanit Propam Ipda Nahrowi memastikan bakal menjatuhkan sanksi terhadap Sriyanto yang telah melakukan kekerasan terhadap seorang pengendara motor. Sanksi yang diberikan adalah pelanggaran disiplin.
"Atas kejadian tersebut kami keluarga besar Polres Klaten meminta maaf yang sebesar-besarnya. Kami berharap kejadian ini tidak lagi terulang serta kami mengucapkan terima kasih atas masukan dan kritikan yang disampaikan kepada kami."
Sumber: Merdeka.com