KabarMakkah.Com – Beriman kepada hari dimana bumi ini akan hancur dan seluruh manusia akan mati tanpa tersisa yakni hari kiamat, merupakan salah satu iman yang wajib ada dalam diri setiap muslim. Manusia setelah mengalami kehancuran, akan berkumpul di sebuah padang bernama Padang Mahsyar. Mereka akan dibangkitkan dengan berbagai macam kondisi mulai dari yang baik hingga yang jahat sekalipun.
Beberapa golongan yang dibangkitkan dalam keadaan yang buruk memiliki riwayat selama hidup yang sering melakukan keburukan dalam setiap harinya. Namun alangkah tersesatnya manusia tersebut karena tanpa disadari ia telah melakukannya tanpa merasa bersalah.
Perbuatan apakah yang menyebabkan manusia akan bangkit dalam keadaan yang buruk dan dianggap paling jahat oleh Allah tersebut?
Ternyata mereka yang paling jahat di hari kiamat adalah manusia yang senang melakukan ghibah. Perbuatan tersebut merupakan perbuatan membicarakan sesuatu yang tidak disenangi oleh yang dibicarakannya atau dengan kata lain disebut menggunjing.
Rasulullah menyampaikan dalam hadistnya yang berkaitan dengan keburukan ghibah.
Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, bersabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, “Tahukah engkau apa itu ghibah?” Mereka kemudian menjawab, “Allah dan RasulNya yang lebih mengetahui.” Lantas Rasul berkata, “Engkau menyebutkan kejelekan saudaramu yang ia tidak suka untuk didengarkan oleh orang lain.” Seseorang bertanya, “Bagaimana jika yang disebutkan sesuai kenyataan?” Rasulullah menjawab, “Jika sesuai kenyataan berarti engkau telah mengghibahnya. Jika tidak sesuai, berarti engkau telah memfitnahnya.” (HR Muslim)
Inilah orang yang melakukan perbuatan paling jahat di hadapan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Orang semacam ini akan berwajah dua di hari penghisaban. Saat satu rombongan datang, maka ia akan menampakkan wajah yang satu dan ketika rombongan lain datang, ia pun akan menampakkan wajah yang satunya lagi.
Dalam kehidupan seorang muslim, perbuatan yang demikian harus mendapat perhatian yang khusus berupa dijauhi karena perbuatan tersebut bukanlah ciri seorang yang beriman. Seseorang yang mengku muslim namun masih melakukan yang demikian maka sesungguhnya hatinya telah ingkar, tidak konsisten dan mudah terombang-ambing.
Contoh nyata yang sering kita lihat di masyarakat adalah saat seseorang yang ketika berada di hadapan saudaranya, ia akan menyanjung dan mengatakan kebaikan yang telah dikerjakan saudaranya tersebut. Namun saat saudaranya telah berlalu, dengan santainya ia menyampaikan hinaan dan kejelekan saudaranya kepada orang lain.
Ketahuilah bahwa ghibah telah disebutkan dalam Al Quran seperti sedang memakan daging bangkai saudaranya sendiri. Tentu sangat menjijikkan harus memakan daging manusia. Terlebih lagi jika daging itu sudah menjadi bangakai dan berbelatung.
Para ulama juga telah sepakat menetapkan ghibah sebagai perbuatan yang tercela. Oleh karena itu sudah seharusnya bagi seorang muslim untuk selalu menjaga lisannya terutama ketika akan melakukan ghibah. Ketahuilah bahwa Rasulullah pun mengancam orang yang melakukan ghibah dengan dijerumuskan kedalam neraka.
Dalam suatu riwayat Rasulullah menasehati Muadz bin Jabal dengan nada yang sangat tegas, “Celakalah engkau! Apakah ada yang menjerumuskan manusia tersungkur ke dalam siksa neraka, kecuali hasil dari lidah mereka?”
Sungguh sebuah perbuatan yang amat jahat namun tak pernah disadari oleh manusia terutama para wanita yang memang senang mengobrol dengan tetangga ataupun teman-temannya. Tak heran jika nanti neraka akan diisi oleh kebanyakan wanita. Naudzu Billahi Min Dzalik
Oleh karena itu, selagi ada waktu, mulailah untuk memperbaiki diri dengan cara menjaga lisan lewat membicarakan ilmu dan motivasi dalam beribadah. Bukan diisi dengan jalan menggunjingkan orang lain ataupun memfitnah yang lain.
Beberapa golongan yang dibangkitkan dalam keadaan yang buruk memiliki riwayat selama hidup yang sering melakukan keburukan dalam setiap harinya. Namun alangkah tersesatnya manusia tersebut karena tanpa disadari ia telah melakukannya tanpa merasa bersalah.
Perbuatan apakah yang menyebabkan manusia akan bangkit dalam keadaan yang buruk dan dianggap paling jahat oleh Allah tersebut?
Ternyata mereka yang paling jahat di hari kiamat adalah manusia yang senang melakukan ghibah. Perbuatan tersebut merupakan perbuatan membicarakan sesuatu yang tidak disenangi oleh yang dibicarakannya atau dengan kata lain disebut menggunjing.
Rasulullah menyampaikan dalam hadistnya yang berkaitan dengan keburukan ghibah.
Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, bersabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, “Tahukah engkau apa itu ghibah?” Mereka kemudian menjawab, “Allah dan RasulNya yang lebih mengetahui.” Lantas Rasul berkata, “Engkau menyebutkan kejelekan saudaramu yang ia tidak suka untuk didengarkan oleh orang lain.” Seseorang bertanya, “Bagaimana jika yang disebutkan sesuai kenyataan?” Rasulullah menjawab, “Jika sesuai kenyataan berarti engkau telah mengghibahnya. Jika tidak sesuai, berarti engkau telah memfitnahnya.” (HR Muslim)
Inilah orang yang melakukan perbuatan paling jahat di hadapan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Orang semacam ini akan berwajah dua di hari penghisaban. Saat satu rombongan datang, maka ia akan menampakkan wajah yang satu dan ketika rombongan lain datang, ia pun akan menampakkan wajah yang satunya lagi.
Dalam kehidupan seorang muslim, perbuatan yang demikian harus mendapat perhatian yang khusus berupa dijauhi karena perbuatan tersebut bukanlah ciri seorang yang beriman. Seseorang yang mengku muslim namun masih melakukan yang demikian maka sesungguhnya hatinya telah ingkar, tidak konsisten dan mudah terombang-ambing.
Contoh nyata yang sering kita lihat di masyarakat adalah saat seseorang yang ketika berada di hadapan saudaranya, ia akan menyanjung dan mengatakan kebaikan yang telah dikerjakan saudaranya tersebut. Namun saat saudaranya telah berlalu, dengan santainya ia menyampaikan hinaan dan kejelekan saudaranya kepada orang lain.
Ketahuilah bahwa ghibah telah disebutkan dalam Al Quran seperti sedang memakan daging bangkai saudaranya sendiri. Tentu sangat menjijikkan harus memakan daging manusia. Terlebih lagi jika daging itu sudah menjadi bangakai dan berbelatung.
Para ulama juga telah sepakat menetapkan ghibah sebagai perbuatan yang tercela. Oleh karena itu sudah seharusnya bagi seorang muslim untuk selalu menjaga lisannya terutama ketika akan melakukan ghibah. Ketahuilah bahwa Rasulullah pun mengancam orang yang melakukan ghibah dengan dijerumuskan kedalam neraka.
Dalam suatu riwayat Rasulullah menasehati Muadz bin Jabal dengan nada yang sangat tegas, “Celakalah engkau! Apakah ada yang menjerumuskan manusia tersungkur ke dalam siksa neraka, kecuali hasil dari lidah mereka?”
Sungguh sebuah perbuatan yang amat jahat namun tak pernah disadari oleh manusia terutama para wanita yang memang senang mengobrol dengan tetangga ataupun teman-temannya. Tak heran jika nanti neraka akan diisi oleh kebanyakan wanita. Naudzu Billahi Min Dzalik
Oleh karena itu, selagi ada waktu, mulailah untuk memperbaiki diri dengan cara menjaga lisan lewat membicarakan ilmu dan motivasi dalam beribadah. Bukan diisi dengan jalan menggunjingkan orang lain ataupun memfitnah yang lain.