KabarMakkah.Com – Saat banyak banyak terjadi penistaan agama terhadap Islam. Contohnya seperti saat menjelang tahun baru 2016 dimana terdapat produsen yang membuat terompet dengan berbahan baku dari sampul Al Quran. Belum lagi adanya sandal jepit dengan lafadz Allah yang berada di bagian alas bawahnya. Tak ketinggalan peralatan dapur dengan lafadz Allah.
Utang Ranuwijaya selaku Ketua Komisi Pengkajian dan Penelitian Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan ada beberapa motif yang menjadi latar belakang dari maraknya pelecehan terhadap Islam. Yang pertama adalah motif ekonomi dan yang kedua adalah motif kebodohan.
Jika dilihat dari motif bisnis atau ekonomi, saat ini banyak orang yang pola pemikirannya hanya penuh dengan uang dan uang. Ia akan melakukan segala upaya untuk membuat sesuatu yang menarik dan sensasional. Mereka pun akan berupaya membuat kepenasaran masyarakat sehingga barang yang diproduksi akan laku dengan keras.
Sementara dari segi kebodohan, ia tidak memahami bahwa apa yang dilakukannya merupakan perbuatan yang dilarang oleh Islam. Meski mengetahui bahwa hal tersebut bersifat menghina Islam, namun kebodohan akan menutupinya dengan berbagai alasan.
Apabila kedua motif ini ada dalam satu orang ataupun satu perusahaan, maka sangatlah berbahaya. Dengan kedua motif tersebut, ia akan melakukan apapun dalam menjalankan bisnisnya dan rela jika harus bertentangan dengan agama. Terlebih lagi jika pemahaman akan agama sangatlah kurang sehingga menutupi mata batinnya.
Untuk itu perlu adanya kesadaran masyarakat dalam membentengi produk-produk yang jelas-jelas telah menghina dan melecehkan agama Islam serta segera melaporkannya kepada pihak yang berwenang agar jangan sampai produk tersebut tersebar luas dan merusak Islam.
Utang Ranuwijaya selaku Ketua Komisi Pengkajian dan Penelitian Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan ada beberapa motif yang menjadi latar belakang dari maraknya pelecehan terhadap Islam. Yang pertama adalah motif ekonomi dan yang kedua adalah motif kebodohan.
Jika dilihat dari motif bisnis atau ekonomi, saat ini banyak orang yang pola pemikirannya hanya penuh dengan uang dan uang. Ia akan melakukan segala upaya untuk membuat sesuatu yang menarik dan sensasional. Mereka pun akan berupaya membuat kepenasaran masyarakat sehingga barang yang diproduksi akan laku dengan keras.
Sementara dari segi kebodohan, ia tidak memahami bahwa apa yang dilakukannya merupakan perbuatan yang dilarang oleh Islam. Meski mengetahui bahwa hal tersebut bersifat menghina Islam, namun kebodohan akan menutupinya dengan berbagai alasan.
Apabila kedua motif ini ada dalam satu orang ataupun satu perusahaan, maka sangatlah berbahaya. Dengan kedua motif tersebut, ia akan melakukan apapun dalam menjalankan bisnisnya dan rela jika harus bertentangan dengan agama. Terlebih lagi jika pemahaman akan agama sangatlah kurang sehingga menutupi mata batinnya.
Untuk itu perlu adanya kesadaran masyarakat dalam membentengi produk-produk yang jelas-jelas telah menghina dan melecehkan agama Islam serta segera melaporkannya kepada pihak yang berwenang agar jangan sampai produk tersebut tersebar luas dan merusak Islam.