KabarMakkah.Com – Rasulullah merupakan teladan hidup dalam setiap segi kehidupan. Apapun yang diperintahnya ataupun yang dianjurkannya pasti memiliki kebaikan yang besar di dalamnya. Sehingga bukan cuma ibadah utama saja yang menjadi urusan Rasulullah. Akan tetapi perkara yang kecil pun seperti adab makan dengan jelas disebutkan menjadi bagian yang dicontohkannya.
Adab makan seperti makan terlebih dahulu di bagian pinggir piring ternyata memiliki keistimewaan meski tampak sderhana. Apakah keistmewaan tersebut? Ternyata seseorang yang makan dengan mendahulukan bagian pinggir piring akan mendapatkan keberkahan.
Abdullah bin Busrin mengatakan, “Nabi mempunyai wadah besar yang disebut Al Gharra yang dibawa oleh empat orang. Ketika mereka berada pada pagi hari, mereka disuguhi wadah besar itu –yang telah berisi bubur- dan mereka pun berkumpul mengelilingi wadah itu. Setelah jumlah mereka banyak, maka Rasulullah duduk berlutut. Lalu seorang Badui berucap, ‘Duduk macam apa itu?’ Maka Nabi menjawab, ‘Sesungguhnya Allah telah menjadikan aku hamba yang mulia, dan Dia tidak menjadikan aku sebagai hamba yang sombong lagi kasar.’ Lalu beliau bersabda, ‘Makanlah dari tepi wadah tersebut dan jangan mengambil dari tengahnya, niscaya akan diberikan berkah padanya.” (HR Abu Dawud dan Ibnu Majah)
Ibnu Abbas Radhiallahu ‘Anhu pun mengatakan
“Berkah itu turun dari bagian tengah makanan, karenanya makanlah dari tepi wadah makanan tersebut dan jangan mengambil dari tengahnya.” (HR Abu Dawud dan Tirmidzi)
Di samping merutinkan adab berupa makan di bagian pinggir dahulu, Rasulullah pun memberikan adab berupa membaca basmalah sebelum makan dan mengucap hamdalah sesudahnya.
Umar bin Abi Salamah berkata, Rasulullah bersabda, “Bacalah nama Allah, makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah makanan yang ada di dekatmu.” (Muttafaqun ‘Alaih)
Hal yang senada dituturkan oleh istri Rasulullah, Sayyidatina Aisyah dimana ia berkata bahwa Rasulullah bersabda,
“Apabila salah seorang diantara kalian makan, maka hendaklah dia membaca bsamalah pada permulaan. Dan apabila dia lupa membacanya, maka hendaklah dia membaca ‘Bismillah ‘Alaa Awwalihi Wa Akhirihi’ (Dengan menyebut nama Allah pada awal dan akhirnya)."
Dalam riwayat Abu Umamah, apabila Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam selesai makan beliau selalu mengucapkan,
“Alhamdulillahi hamdan katsiran thayyiban mubarakan fihi, ghaira makfiyyin wa laa muwadda’in laa mustaghnan ‘anhu rabbanaa” (Segala puji bagi Allah dengan pujian yang tidak terhingga, baik dan penuh berkah. Ya Tuhan kami, kami tidak mampu membalas anugerahMu, tidak mampu meninggalkannya dan tidak mampu menghindarinya).” (HR Bukhari)
Sungguh hal sekecil makan di bagian pinggir piring saja telah Rasul ajarkan, apalagi dengan urusan yang lebih besar lagi. Sehingga salahlah anggapan orang yang menyebutkan bahwa Islam tidak sempurna.
Wallahu A’lam
Adab makan seperti makan terlebih dahulu di bagian pinggir piring ternyata memiliki keistimewaan meski tampak sderhana. Apakah keistmewaan tersebut? Ternyata seseorang yang makan dengan mendahulukan bagian pinggir piring akan mendapatkan keberkahan.
Abdullah bin Busrin mengatakan, “Nabi mempunyai wadah besar yang disebut Al Gharra yang dibawa oleh empat orang. Ketika mereka berada pada pagi hari, mereka disuguhi wadah besar itu –yang telah berisi bubur- dan mereka pun berkumpul mengelilingi wadah itu. Setelah jumlah mereka banyak, maka Rasulullah duduk berlutut. Lalu seorang Badui berucap, ‘Duduk macam apa itu?’ Maka Nabi menjawab, ‘Sesungguhnya Allah telah menjadikan aku hamba yang mulia, dan Dia tidak menjadikan aku sebagai hamba yang sombong lagi kasar.’ Lalu beliau bersabda, ‘Makanlah dari tepi wadah tersebut dan jangan mengambil dari tengahnya, niscaya akan diberikan berkah padanya.” (HR Abu Dawud dan Ibnu Majah)
Ibnu Abbas Radhiallahu ‘Anhu pun mengatakan
“Berkah itu turun dari bagian tengah makanan, karenanya makanlah dari tepi wadah makanan tersebut dan jangan mengambil dari tengahnya.” (HR Abu Dawud dan Tirmidzi)
Di samping merutinkan adab berupa makan di bagian pinggir dahulu, Rasulullah pun memberikan adab berupa membaca basmalah sebelum makan dan mengucap hamdalah sesudahnya.
Umar bin Abi Salamah berkata, Rasulullah bersabda, “Bacalah nama Allah, makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah makanan yang ada di dekatmu.” (Muttafaqun ‘Alaih)
Hal yang senada dituturkan oleh istri Rasulullah, Sayyidatina Aisyah dimana ia berkata bahwa Rasulullah bersabda,
“Apabila salah seorang diantara kalian makan, maka hendaklah dia membaca bsamalah pada permulaan. Dan apabila dia lupa membacanya, maka hendaklah dia membaca ‘Bismillah ‘Alaa Awwalihi Wa Akhirihi’ (Dengan menyebut nama Allah pada awal dan akhirnya)."
Dalam riwayat Abu Umamah, apabila Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam selesai makan beliau selalu mengucapkan,
“Alhamdulillahi hamdan katsiran thayyiban mubarakan fihi, ghaira makfiyyin wa laa muwadda’in laa mustaghnan ‘anhu rabbanaa” (Segala puji bagi Allah dengan pujian yang tidak terhingga, baik dan penuh berkah. Ya Tuhan kami, kami tidak mampu membalas anugerahMu, tidak mampu meninggalkannya dan tidak mampu menghindarinya).” (HR Bukhari)
Sungguh hal sekecil makan di bagian pinggir piring saja telah Rasul ajarkan, apalagi dengan urusan yang lebih besar lagi. Sehingga salahlah anggapan orang yang menyebutkan bahwa Islam tidak sempurna.
Wallahu A’lam