KabarMakkah.Com – Sebagian besar umat Islam tentu hafal bahwa Islam memiliki syariat atau aturan yang harus ditegakkan. Namun apakah tujuan sebenarnya dari pelaksanaan syariat tersebut? Apa pula yang menjadi keinginan terbesar Allah atas berbagai larangan dan dan perintahNya tersebut?
Sesungguhnya Allah telah menyiapkan jawabannya jika kita mau membuka lembaran demi lembaran Al Quran. Salah satunya adalah ada dalam surat Al Anfal ayat 24.
“Wahai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan Rasul, apabila dia menyerumu kepada sesuatu yang memberi kehidupan kepadamu.” (QS Al Anfal 24)
Sungguh jika hanya dilihat sepintas sangat aneh Allah menyuruh kita mengikuti syariatnya dengan tujuan kehidupan. Bukankah kita ini telah hidup?
Dari beberapa pendapat yang ahli dalam tafsir Quran, ada sebagian yang menyebutkan jika pemaknaan “kehidupan” menjurus pada suatu kehidupan setelah mati yaitu di surga. Di sanalah kehidupan yang sebenarnya dimulai. Sebagian lagi ada yang berpendapat bahwa “kehidupan” yang dimaksud adalah ilmu karena kebodohan merupakan pertanda kematian, seperti kematian daya pikir, kreativitas ataupun sosial.
Namun sesungguhnya apa yang dimaksudkan dalam Al Quran sejatinya merupakan kehidupan yang sekarang ini dilakukan dan berlanjut hingga ke akhirat sana.
Ketahuilah kehidupan yang kita jalani sebenarnya masih jauh dari makna manusia sesungguhnya. Kita masih memiliki sifat buas dan bahkan mendekati sifat binatang. Ini bukanlah pernyataan yang asal-asalan karena realitanya kini banyak orang yang suka mengambil hak orang lain. Mereka juga dengan mudahnya menyakiti hati ataupun fisik yang lain dan berujung pada kematian. Naudzu Billahi Min Dzalik
Sementara itu syariat Allah yang berisi perintah dan larangan mampu menjaga manusia untuk bisa menjalani kehidupan yang sebenarnya dan layak untuk disebut sebagai manusia sepenuhnya. Manusia diajak untuk saling menjaga hak dan kewajibannya masing-masing, tidak mendzalimi dan tidak berbuat sewenang-wenang. Itu semua telah dirangkum dalam syariat yang Rasulullah emban selama ini.
Lalu bagaimana dengan hukuman Qishah yang bagi kebanyakan muslim sangat ditakuti dan dianggap telah melanggar hak asasi manusia?
Ketahuilah bahwa dengan adanya hukuman Qishah, maka kehidupan bisa terjaga. Orang tidak akan berani lagi membunuh atau menyakiti yang lain karena ia tahu bahwa dirinya akan mendapatkan hal yang serupa jika melakukannya.
“Dan dalam Qishah itu ada kehidupan bagimu, wahai orang-orang yang berakal.” (QS Al Baqarah 179)
Dari ayat tersebut sangat jelas bahwa hukuman Qishah sekalipun memiliki tujuan untuk menjaga kehidupan.
Yang jelas kini adalah apakah manusia mau diajak untuk melaksanakan syariat yang menjadikan manusia itu dalam makna sesungguhnya ataukah tidak?
Semua bisa ditanyakan kepada diri masing-masing dan mulailah dari diri sendiri agar tidak ada lagi sifat alergi terhadap syariat yang Allah tetapkan untuk hamba-hambaNya.
Sesungguhnya Allah telah menyiapkan jawabannya jika kita mau membuka lembaran demi lembaran Al Quran. Salah satunya adalah ada dalam surat Al Anfal ayat 24.
“Wahai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan Rasul, apabila dia menyerumu kepada sesuatu yang memberi kehidupan kepadamu.” (QS Al Anfal 24)
Sungguh jika hanya dilihat sepintas sangat aneh Allah menyuruh kita mengikuti syariatnya dengan tujuan kehidupan. Bukankah kita ini telah hidup?
Dari beberapa pendapat yang ahli dalam tafsir Quran, ada sebagian yang menyebutkan jika pemaknaan “kehidupan” menjurus pada suatu kehidupan setelah mati yaitu di surga. Di sanalah kehidupan yang sebenarnya dimulai. Sebagian lagi ada yang berpendapat bahwa “kehidupan” yang dimaksud adalah ilmu karena kebodohan merupakan pertanda kematian, seperti kematian daya pikir, kreativitas ataupun sosial.
Namun sesungguhnya apa yang dimaksudkan dalam Al Quran sejatinya merupakan kehidupan yang sekarang ini dilakukan dan berlanjut hingga ke akhirat sana.
Ketahuilah kehidupan yang kita jalani sebenarnya masih jauh dari makna manusia sesungguhnya. Kita masih memiliki sifat buas dan bahkan mendekati sifat binatang. Ini bukanlah pernyataan yang asal-asalan karena realitanya kini banyak orang yang suka mengambil hak orang lain. Mereka juga dengan mudahnya menyakiti hati ataupun fisik yang lain dan berujung pada kematian. Naudzu Billahi Min Dzalik
Sementara itu syariat Allah yang berisi perintah dan larangan mampu menjaga manusia untuk bisa menjalani kehidupan yang sebenarnya dan layak untuk disebut sebagai manusia sepenuhnya. Manusia diajak untuk saling menjaga hak dan kewajibannya masing-masing, tidak mendzalimi dan tidak berbuat sewenang-wenang. Itu semua telah dirangkum dalam syariat yang Rasulullah emban selama ini.
Lalu bagaimana dengan hukuman Qishah yang bagi kebanyakan muslim sangat ditakuti dan dianggap telah melanggar hak asasi manusia?
Ketahuilah bahwa dengan adanya hukuman Qishah, maka kehidupan bisa terjaga. Orang tidak akan berani lagi membunuh atau menyakiti yang lain karena ia tahu bahwa dirinya akan mendapatkan hal yang serupa jika melakukannya.
“Dan dalam Qishah itu ada kehidupan bagimu, wahai orang-orang yang berakal.” (QS Al Baqarah 179)
Dari ayat tersebut sangat jelas bahwa hukuman Qishah sekalipun memiliki tujuan untuk menjaga kehidupan.
Yang jelas kini adalah apakah manusia mau diajak untuk melaksanakan syariat yang menjadikan manusia itu dalam makna sesungguhnya ataukah tidak?
Semua bisa ditanyakan kepada diri masing-masing dan mulailah dari diri sendiri agar tidak ada lagi sifat alergi terhadap syariat yang Allah tetapkan untuk hamba-hambaNya.