KabarMakkah.Com – Sesungguhnya terdapat berbagai macam tingkatan pembaca Al Quran yang harus diketahui seorang muslim. Hal ini penting mengingat dengan mengetahuinya, kita menjadi lebih sadar dan bisa memperbaiki diri.
Sering kita membaca di dalam Al Quran maupun Al Hadist, perumpamaan yang menyandarkan sesuatu yang abstrak dengan sesuatu yang nyata agar hal yang sedang dijelaskan semakin dipahami.
Maka terkait dengan orang yang membaca Al Quran, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam mengumpamakannya dalam bentuk buah dan bunga.
“Orang mukmin yang membaca Al Qur’an adalah seumpama buah Utrujah yang baunya harum dan rasanya manis. Orang mukmin yang tidak membaca Al Qur’an adalah seumpama buah kurma yang tidak mempunyai bau harum walaupun rasanya manis. Orang munafik yang tidak membaca Al Qur’an seumpama buah hanzhalah yang rasanya pahit dan tidak berbau harum. Dan orang munafik yang membaca Al Qur’an adalah seumpama bunga raihan yang berbau harum tetapi rasanya pahit”. (HR. Bukhari, Muslim, Nasa’i dan ibnu Majah)
Keempat benda itu ternyata dijadikan perumpamaan bagi dibaca tidaknya Al Qur’an oleh seorang mu’min serta munafik. Banyak orang mukmin yang benar-benar beriman pada Allah dan Rasul-Nya namun ia tidak menghiasi hari-harinya dengan tilawatil qur’an. Maka walaupun ia terasa manis layaknya buah kurma, namun ia sebenarnya tidak mempunyai keharuman.
Sebaliknya, banyak pula orang munafik yang keimanannya hanya sebatas dzahirnya saja tanpa diiringi dengan bathin. Mereka sangat rajin membaca Al Qur’an apalagi di majlis-majlis yang dihadiri banyak orang dengan tujuan untuk riya. Maka mereka mengeluarkan bau harum semerbak seumpama bunga Raihan namun ternyata keharumannnya itu tidak dibarengi dengan manisnya rasa. Ia begitu pahit dan keharumannya tersebut tidak mampu menyelamatkan dirinya dari cengkeraman neraka.
Maka wahai kaum muslimin, jadi yang manakah dirimu? Buah Utrujah, buah Kurma, buah Hanzhalah ataukah bunga Raihan?
Sering kita membaca di dalam Al Quran maupun Al Hadist, perumpamaan yang menyandarkan sesuatu yang abstrak dengan sesuatu yang nyata agar hal yang sedang dijelaskan semakin dipahami.
Maka terkait dengan orang yang membaca Al Quran, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam mengumpamakannya dalam bentuk buah dan bunga.
“Orang mukmin yang membaca Al Qur’an adalah seumpama buah Utrujah yang baunya harum dan rasanya manis. Orang mukmin yang tidak membaca Al Qur’an adalah seumpama buah kurma yang tidak mempunyai bau harum walaupun rasanya manis. Orang munafik yang tidak membaca Al Qur’an seumpama buah hanzhalah yang rasanya pahit dan tidak berbau harum. Dan orang munafik yang membaca Al Qur’an adalah seumpama bunga raihan yang berbau harum tetapi rasanya pahit”. (HR. Bukhari, Muslim, Nasa’i dan ibnu Majah)
Keempat benda itu ternyata dijadikan perumpamaan bagi dibaca tidaknya Al Qur’an oleh seorang mu’min serta munafik. Banyak orang mukmin yang benar-benar beriman pada Allah dan Rasul-Nya namun ia tidak menghiasi hari-harinya dengan tilawatil qur’an. Maka walaupun ia terasa manis layaknya buah kurma, namun ia sebenarnya tidak mempunyai keharuman.
Sebaliknya, banyak pula orang munafik yang keimanannya hanya sebatas dzahirnya saja tanpa diiringi dengan bathin. Mereka sangat rajin membaca Al Qur’an apalagi di majlis-majlis yang dihadiri banyak orang dengan tujuan untuk riya. Maka mereka mengeluarkan bau harum semerbak seumpama bunga Raihan namun ternyata keharumannnya itu tidak dibarengi dengan manisnya rasa. Ia begitu pahit dan keharumannya tersebut tidak mampu menyelamatkan dirinya dari cengkeraman neraka.
Maka wahai kaum muslimin, jadi yang manakah dirimu? Buah Utrujah, buah Kurma, buah Hanzhalah ataukah bunga Raihan?