KabarMakkah.Com – Budaya pacaran sudah cukup merebak di indonesia. Dari anak SD hingga remaja sudah mengenal apa itu pacaran. Bahkan bisa kita lihat banyak anak SD yang sudah berpacaran layaknya orang dewasa. Diantara para remaja yang berpacaran pun ada yang telah masuk ke jenjang pernikahan dengan berbagai alasan seperti terpaksa ataupun sudah saling suka.
Sementara Ta’aruf merupakan sebuah proses saling kenal mengenal diantara ikhwan dan akhwat yang tujuannya adalah mencari pasangan hidup untuk menuju pernikahan.
Meski sama-sama memiliki tujuan akhir di pelaminan, namun sebenarnya keduanya merupakan dua hubungan yang berbeda.
1. Dalam Hal Pasangan
Dalam berpacaran, seseorang akan lebih bertujuan untuk menikmati kelebihan pasangannya dengan harapan untuk bisa saling menguntungkan. Sangat jarang seseorang yang tengah berpacaran mau menerima serta menikmati kekurangan dari pasangannya.
Apalagi jika bentuk pacaran tersebut terbilang tidak sehat atau di luar batas asusila, maka yang mendapat keuntungan adalah laki-laki. Sementara si perempuan hanya akan menjadi korban kebejatan pasangannya tersebut.
Lain halnya dengan ta’aruf yang prosesnya adalah dengan belajar saling mengenal, entah itu kelebihannya maupun kekurangannya. Seseorang yang tengah bertaaruf tidak boleh menikmati kelebihan yang ada pada pasangannya karena tujuannya hanya untuk saling mengenal.
Dengan kondisi tersebut, tidak ada yang diuntungkan maupun dirugikan. Hubungan saling mengenal yang dijalani pun bisa terjaga dengan baik tanpa menimbulkan dosa.
2. Dalam Hal Syahwat
Coba katakan dengan jujur, dalam pacaran pasti lebih banyak kesempatan untuk menyalurkan syahwat kita, bukan? Ini dikarenakan hubungan seperti pacaran akan memberikan pemahaman bahwa pasangan yang ia miliki adalah miliknya sepenuhnya.
Banyak sudah gaya berpacaran yang hanya melakukan kontak secara fisik seperti berciuman, berpelukan hingga melakukan hubungan badan. Naudzubillah min dzalika
Sangat jauh berbeda dengan taaruf yang lebih terjaga karena jarang melakukan kontak fisik seperti saling bertatapan ataupun kontak fisik lainnya. Ini karena keduanya jarang bertemu dan jika pun bertemu akan didampingi oleh pihak ketiga dari si perempuan seperti saudaranya maupun kerabatnya.
3. Dalam Hal Dosa
Banyak orang yang mengatakan bahwa berpacaran memiliki dampak positif dalam kehidupan. Ternyata memang benar bahwa pacaran itu positif zina, pacaran itu positif haram dan lebih jauh lagi pacaran itu positif hamil. Maukah seperti itu?
Sudah cukup jelas bahwa melakukan pacaran hanya akan menambah dosa saja. Sedangkan taaruf akan terhindar dari dosa dikarenakan terikat dengan syariat. Jadi pilih mana apakah mau yang bisa bikin dosa atau yang aman?
4. Dalam Hal Niat
Hampir semua laki-laki yang nakal memiliki niat pacaran hanya untuk menikmati kemolekan wajah, tubuh dan kenakalan si perempuan.
Sementara taaruf memiliki tujuan yang sangat jelas yaitu untuk menikah. Tidak dibenarkan seseorang untuk melakukan taaruf namun tidak siap untuk menikah atau hanya ingin main-main saja.
5. Dalam Hal Dukungan
Melakukan pacaran berarti siap untuk didukung oleh setan. Sudah sangat jelas bahwa setan akan membisikkan ke telinga pasangan tersebut agar melakukan berbagai maksiat yang akhirnya merugikan mereka berdua. Jika sudah seperti itu, maka setan akan berlepas diri atau tidak bertanggung jawab.
Sementara taaruf akan mendapatkan dukungan dari tokoh kebaikan seperti ustadz, kyai dan tentunya syariat agama islam yang telah sempurna.
Jadi masih betah dalam dukungan setan?
6. Dalam Hal Waktu
Perbedaan antara pacaran dengan taaruf dalam segi waktu adalah jika pacaran itu diperlama hubungannya ke jenjang pernikahan dengan tujuan agar bisa bebas menikmati, maka taaruf tidaklah demikian. Taaruf justru akan mempersingkat waktu agar bisa menuju ke jenjang pernikahan.
7. Dalam Hal Kesiapan
Meski sudah lama berpacaran, namun si laki-laki belum tentu mau menikahi pasangannya tersebut. Sementara taaruf sangat jelas untuk siap menuju jenjang pernikahan.
Meski pacaran terlihat sangat indah, namun hati-hatilah karena bisa jadi pacaran yang dilakukan menjurus pada gaya yang tidak sehat dan merugikan berbagai pihak terutama pihak perempuan.
Jika merasa belum siap menikah, lebih baik perbanyak ilmu dan amal shaleh agar Allah mendatangkan seorang imam rumah tangga yang sholeh. Sementara untuk kaum laki-laki, tundukkanlah pandangan dan perbanyaklah melakukan shaum seperti yang telah disabdakan Rasulullah SAW.
Jika sudah merasa siap untuk menikah, maka taaruflah dan untuk masalah cinta serahkanlah kepada Allah semata karena Allah-lah yang menyatukan hati manusia dan mengekalkannya sampai akhirat kelak.
Sementara Ta’aruf merupakan sebuah proses saling kenal mengenal diantara ikhwan dan akhwat yang tujuannya adalah mencari pasangan hidup untuk menuju pernikahan.
Meski sama-sama memiliki tujuan akhir di pelaminan, namun sebenarnya keduanya merupakan dua hubungan yang berbeda.
1. Dalam Hal Pasangan
Dalam berpacaran, seseorang akan lebih bertujuan untuk menikmati kelebihan pasangannya dengan harapan untuk bisa saling menguntungkan. Sangat jarang seseorang yang tengah berpacaran mau menerima serta menikmati kekurangan dari pasangannya.
Apalagi jika bentuk pacaran tersebut terbilang tidak sehat atau di luar batas asusila, maka yang mendapat keuntungan adalah laki-laki. Sementara si perempuan hanya akan menjadi korban kebejatan pasangannya tersebut.
Lain halnya dengan ta’aruf yang prosesnya adalah dengan belajar saling mengenal, entah itu kelebihannya maupun kekurangannya. Seseorang yang tengah bertaaruf tidak boleh menikmati kelebihan yang ada pada pasangannya karena tujuannya hanya untuk saling mengenal.
Dengan kondisi tersebut, tidak ada yang diuntungkan maupun dirugikan. Hubungan saling mengenal yang dijalani pun bisa terjaga dengan baik tanpa menimbulkan dosa.
2. Dalam Hal Syahwat
Coba katakan dengan jujur, dalam pacaran pasti lebih banyak kesempatan untuk menyalurkan syahwat kita, bukan? Ini dikarenakan hubungan seperti pacaran akan memberikan pemahaman bahwa pasangan yang ia miliki adalah miliknya sepenuhnya.
Banyak sudah gaya berpacaran yang hanya melakukan kontak secara fisik seperti berciuman, berpelukan hingga melakukan hubungan badan. Naudzubillah min dzalika
Sangat jauh berbeda dengan taaruf yang lebih terjaga karena jarang melakukan kontak fisik seperti saling bertatapan ataupun kontak fisik lainnya. Ini karena keduanya jarang bertemu dan jika pun bertemu akan didampingi oleh pihak ketiga dari si perempuan seperti saudaranya maupun kerabatnya.
3. Dalam Hal Dosa
Banyak orang yang mengatakan bahwa berpacaran memiliki dampak positif dalam kehidupan. Ternyata memang benar bahwa pacaran itu positif zina, pacaran itu positif haram dan lebih jauh lagi pacaran itu positif hamil. Maukah seperti itu?
Sudah cukup jelas bahwa melakukan pacaran hanya akan menambah dosa saja. Sedangkan taaruf akan terhindar dari dosa dikarenakan terikat dengan syariat. Jadi pilih mana apakah mau yang bisa bikin dosa atau yang aman?
4. Dalam Hal Niat
Hampir semua laki-laki yang nakal memiliki niat pacaran hanya untuk menikmati kemolekan wajah, tubuh dan kenakalan si perempuan.
Sementara taaruf memiliki tujuan yang sangat jelas yaitu untuk menikah. Tidak dibenarkan seseorang untuk melakukan taaruf namun tidak siap untuk menikah atau hanya ingin main-main saja.
5. Dalam Hal Dukungan
Melakukan pacaran berarti siap untuk didukung oleh setan. Sudah sangat jelas bahwa setan akan membisikkan ke telinga pasangan tersebut agar melakukan berbagai maksiat yang akhirnya merugikan mereka berdua. Jika sudah seperti itu, maka setan akan berlepas diri atau tidak bertanggung jawab.
Sementara taaruf akan mendapatkan dukungan dari tokoh kebaikan seperti ustadz, kyai dan tentunya syariat agama islam yang telah sempurna.
Jadi masih betah dalam dukungan setan?
6. Dalam Hal Waktu
Perbedaan antara pacaran dengan taaruf dalam segi waktu adalah jika pacaran itu diperlama hubungannya ke jenjang pernikahan dengan tujuan agar bisa bebas menikmati, maka taaruf tidaklah demikian. Taaruf justru akan mempersingkat waktu agar bisa menuju ke jenjang pernikahan.
7. Dalam Hal Kesiapan
Meski sudah lama berpacaran, namun si laki-laki belum tentu mau menikahi pasangannya tersebut. Sementara taaruf sangat jelas untuk siap menuju jenjang pernikahan.
Meski pacaran terlihat sangat indah, namun hati-hatilah karena bisa jadi pacaran yang dilakukan menjurus pada gaya yang tidak sehat dan merugikan berbagai pihak terutama pihak perempuan.
Jika merasa belum siap menikah, lebih baik perbanyak ilmu dan amal shaleh agar Allah mendatangkan seorang imam rumah tangga yang sholeh. Sementara untuk kaum laki-laki, tundukkanlah pandangan dan perbanyaklah melakukan shaum seperti yang telah disabdakan Rasulullah SAW.
Jika sudah merasa siap untuk menikah, maka taaruflah dan untuk masalah cinta serahkanlah kepada Allah semata karena Allah-lah yang menyatukan hati manusia dan mengekalkannya sampai akhirat kelak.