Perilaku seseorang ketika menghadapi takdir beraneka ragam, Ada yang menerimanya dengan lapang dada dan Ada pula yang tidak terima dengan takdir yang telah digariskan oleh Allah SWT.
Dalam hal takdir ini berkaitan erat dengan iman terhadap qadha dan qadar, Hal tersebut memainkan peran yang sangat besar dalam menancapkan iman seseorang dan mengarahkannya secara utuh hanya kepada Allah.
Tak sedikit kaum muslimin yang cenderung mempersoalkan masalah takdir ini dengan melihatnya dari segi filosofis sehingga seringkali memancing perdebatan. Dalam hal ini Rasulullah SAW sendiri melarang perdebatan mengenai takdir.
Dalam sebuah hadist riwayat Amr bin Syuaib dari ayahnya, dari kakeknya, ia berkata. "Pada suatu hari Rasulullah Saw keluar rumah ketika orang-orang sedang memperbincangkan soal takdir. Melihat itu wajah beliau memerah karena marah, beliau lalu bersabda kepada mereka :
“Kenapa kalian memukul kitab Allah satu sama lain? Karena sebab inilah orang-orang sebelum kalian binasa” (HR Tirmidzi dan Ibn Majah)
Karena itu Imam Ath Thahawi mengatakan : Takdir merupakan rahasia Allah kepada makhlukNya. Tidak seorangpun malaikat dan Rasul mampu mencapainya. Maka percuma saja mendalami dan merenungkan perkara itu
Firman Allah SWT: Dia tidak ditanya tentang apa yang dilakukan Nya, namun merekalah yang akan ditanyai (Al Anbiya : 23)
Untuk Mendidik Jiwa Agar Selalu Ridho Dengan Takdir Allah, Rasulullah SAW telah memberikan berbagai wasiat pada kita, kaum muslimin, Berikut adalah 3 Wasiat Nabi:
Wasiat pertama
Abu Hurairah mengatakan bahwa Rasulullah SAW telah bersabda:
"Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada orang mukmin yang lemah. Masing-masing punya kebaikan. Maka bersemangatlah terhadap semua yang memberi manfaat kepadamu dan mintalah pertolongan kepada Allah, jangan bersikap lemah. Dan jika terjadi suatu musibah, janganlah kamu mengatakan: Seandainya waktu itu aku melakukan begini dan begini. Namun katakanlah Allah telah mentukan yang Dia ingin lakukan, karena berandai-andai itu membuka pintu bagi setan."
Dalam hadist diatas ada 4 pelajaran yang bisa kita ambil, yaitu bersemangat terhadap semua yang dapat memberi manfaat, mohon pertolongan Allah, tidak lemah (frustasi), dan menyerahkan segalanya kepada takdirNya. Termasuk yang terakhir adalah tidak marah dan mengeluh saat ditimpa musibah. Memberi peluang kepada setan dengan berandai-andai.
Wasiat kedua
Jika seseorang menerima takdir, terkait pilihan sebaiknya berdoa istikharah untuk meminta petunjuk kepada Nya.
Jabir bin Abdullah Ra mengatakan Rasul Saw telah mengajarkan istikharah kepada kami dalam setiap masalah seperti surat pada Al Quran. Beliau bersabda:
"Jika kalian bertekad melaksanakan suatu hal, maka ruku’lah dua ruku’ yang tidak wajib, kemudian ucapkan : Ya Allah aku mohon petunjukMu dengan ilmuMu. dan aku mohon ketentuanMu dengan kemampuan Mu. Aku mohon pada Mu keutamaanMu yang agung. Sungguh Engkau menentukan, dan aku tidak menentukan. Engkau mengetahui dan aku tidak mengetahui.
Engkau maha tahu hal-hal gaib. Ya Allah Engkau mengetahui bahwa hal ini baik bagiku, untuk agamaku, untuk penghidupanku, dan akibatnya untukku atau katakan : percepatlah urusanku atau tundalah. Tentukanlah untukku, jika Engkau mengetahui bahwa urusan ini buruk bagiku, untuk agamaku, penghidupanku dan akibatnya untukku. atau katakan, percepatlah urusanku atau tundalah, hindarilah ia dariku, dan hindarilah aku darinya. Tentukan bagiku kebaikan bagaimanapun adanya, Kemudian buatlah aku ridha padanya, Maka Allah akan membereskan kebutuhannya" (HR Bukhari)
Berbekal kepada wasiat Nabi, Sudah seharusnya seorang muslim membiasakan untuk melakukan latihan agar hatinya menjadi ridho terhadap ketentuan Allah dan berserah diri pada urusanNya dan hatinya berusaha menentang hawa nafsunya.
Wasiat ini dipergunakan untuk perkara yang mubah seperti mengadakan perjalanan, menikah dan berdagang.
Wasiat ketiga
Abu Hurairah menyampaikan sebuah hadist dari Rasulullah Saw, beliau bersabda:
"Lihatlah orang yang berada lebih rendah dari kalian, jangan melihat orang yang lebih tinggi dari kalian, Karena hal itu akan membuat kalian tidak mampu merasakan nikmat Allah kepada kalian"(HR Muslim)
Hadist diatas mengajarkan pada kita agar selalu bersyukur dengan apa yang telah kita miliki, dan tidak sepatutnya seorang muslim memiliki sifat dengki dan keluh kesah, Sehingga seorang muslim wajib puas terhadap berbagai ketentuan Allah yang menimpanya. Hal ini untuk mengantisipasi kodrat manusia yang memang tidak pernah puas nafsunya:
Rasulullah SAW bersabda: "Jika anak adam memiliki satu lembah emas, maka ia lebih suka bila menjadi dua. Mulutnya tidak akan penuh selain oleh tanah. Allah memberi tobat kepada orang yang bertaubat" (HR Bukhari)
Wallahu A’lam
Ilustrasi: Okezone.com |
Dalam hal takdir ini berkaitan erat dengan iman terhadap qadha dan qadar, Hal tersebut memainkan peran yang sangat besar dalam menancapkan iman seseorang dan mengarahkannya secara utuh hanya kepada Allah.
Tak sedikit kaum muslimin yang cenderung mempersoalkan masalah takdir ini dengan melihatnya dari segi filosofis sehingga seringkali memancing perdebatan. Dalam hal ini Rasulullah SAW sendiri melarang perdebatan mengenai takdir.
Dalam sebuah hadist riwayat Amr bin Syuaib dari ayahnya, dari kakeknya, ia berkata. "Pada suatu hari Rasulullah Saw keluar rumah ketika orang-orang sedang memperbincangkan soal takdir. Melihat itu wajah beliau memerah karena marah, beliau lalu bersabda kepada mereka :
“Kenapa kalian memukul kitab Allah satu sama lain? Karena sebab inilah orang-orang sebelum kalian binasa” (HR Tirmidzi dan Ibn Majah)
Karena itu Imam Ath Thahawi mengatakan : Takdir merupakan rahasia Allah kepada makhlukNya. Tidak seorangpun malaikat dan Rasul mampu mencapainya. Maka percuma saja mendalami dan merenungkan perkara itu
Firman Allah SWT: Dia tidak ditanya tentang apa yang dilakukan Nya, namun merekalah yang akan ditanyai (Al Anbiya : 23)
Untuk Mendidik Jiwa Agar Selalu Ridho Dengan Takdir Allah, Rasulullah SAW telah memberikan berbagai wasiat pada kita, kaum muslimin, Berikut adalah 3 Wasiat Nabi:
Wasiat pertama
Abu Hurairah mengatakan bahwa Rasulullah SAW telah bersabda:
"Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada orang mukmin yang lemah. Masing-masing punya kebaikan. Maka bersemangatlah terhadap semua yang memberi manfaat kepadamu dan mintalah pertolongan kepada Allah, jangan bersikap lemah. Dan jika terjadi suatu musibah, janganlah kamu mengatakan: Seandainya waktu itu aku melakukan begini dan begini. Namun katakanlah Allah telah mentukan yang Dia ingin lakukan, karena berandai-andai itu membuka pintu bagi setan."
Dalam hadist diatas ada 4 pelajaran yang bisa kita ambil, yaitu bersemangat terhadap semua yang dapat memberi manfaat, mohon pertolongan Allah, tidak lemah (frustasi), dan menyerahkan segalanya kepada takdirNya. Termasuk yang terakhir adalah tidak marah dan mengeluh saat ditimpa musibah. Memberi peluang kepada setan dengan berandai-andai.
Wasiat kedua
Jika seseorang menerima takdir, terkait pilihan sebaiknya berdoa istikharah untuk meminta petunjuk kepada Nya.
Jabir bin Abdullah Ra mengatakan Rasul Saw telah mengajarkan istikharah kepada kami dalam setiap masalah seperti surat pada Al Quran. Beliau bersabda:
"Jika kalian bertekad melaksanakan suatu hal, maka ruku’lah dua ruku’ yang tidak wajib, kemudian ucapkan : Ya Allah aku mohon petunjukMu dengan ilmuMu. dan aku mohon ketentuanMu dengan kemampuan Mu. Aku mohon pada Mu keutamaanMu yang agung. Sungguh Engkau menentukan, dan aku tidak menentukan. Engkau mengetahui dan aku tidak mengetahui.
Engkau maha tahu hal-hal gaib. Ya Allah Engkau mengetahui bahwa hal ini baik bagiku, untuk agamaku, untuk penghidupanku, dan akibatnya untukku atau katakan : percepatlah urusanku atau tundalah. Tentukanlah untukku, jika Engkau mengetahui bahwa urusan ini buruk bagiku, untuk agamaku, penghidupanku dan akibatnya untukku. atau katakan, percepatlah urusanku atau tundalah, hindarilah ia dariku, dan hindarilah aku darinya. Tentukan bagiku kebaikan bagaimanapun adanya, Kemudian buatlah aku ridha padanya, Maka Allah akan membereskan kebutuhannya" (HR Bukhari)
Berbekal kepada wasiat Nabi, Sudah seharusnya seorang muslim membiasakan untuk melakukan latihan agar hatinya menjadi ridho terhadap ketentuan Allah dan berserah diri pada urusanNya dan hatinya berusaha menentang hawa nafsunya.
Wasiat ini dipergunakan untuk perkara yang mubah seperti mengadakan perjalanan, menikah dan berdagang.
Wasiat ketiga
Abu Hurairah menyampaikan sebuah hadist dari Rasulullah Saw, beliau bersabda:
"Lihatlah orang yang berada lebih rendah dari kalian, jangan melihat orang yang lebih tinggi dari kalian, Karena hal itu akan membuat kalian tidak mampu merasakan nikmat Allah kepada kalian"(HR Muslim)
Hadist diatas mengajarkan pada kita agar selalu bersyukur dengan apa yang telah kita miliki, dan tidak sepatutnya seorang muslim memiliki sifat dengki dan keluh kesah, Sehingga seorang muslim wajib puas terhadap berbagai ketentuan Allah yang menimpanya. Hal ini untuk mengantisipasi kodrat manusia yang memang tidak pernah puas nafsunya:
Rasulullah SAW bersabda: "Jika anak adam memiliki satu lembah emas, maka ia lebih suka bila menjadi dua. Mulutnya tidak akan penuh selain oleh tanah. Allah memberi tobat kepada orang yang bertaubat" (HR Bukhari)
Wallahu A’lam