“Alif laam mim”
“Itulah kitab (Al Qur’an) yang tidak ada keraguan di dalamnya, petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa”
(QS Al Baqarah 1-2)
Kutipan Kalamullah diatas sungguh benar adanya. Isi kandungan Al Qur’an sungguh adalah kebenaran yang tidak ada keraguan padanya. Bukan hanya dalam masalah ilmu akhirat, namun begitu pula dalam masalah ilmu dunia. Salah satunya dalam hal penjelasan mengenai fenomena alam. Berikut ada 6 fenomena alam yang dijelaskan dalam Al Qur’an yang membuat banyak peneliti barat masuk Islam karenanya.
1. Sungai Di Bawah Laut
Allah SWT berfirman:
“Dan Dia-lah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi”. (QS. Al Furqan: 53)
Subhanallah, Maha Suci Allah.... Pertemuan antara air tawar segar dan air asin pahit yang diberitakan oleh Al Qur’an ini -dengan takdir-Nya- ditemukan oleh Mr. Jacques Yves Costeau. Fenomena alam ini terjadi di Mexico, tepatnya di Cenote Angelita.
Mr. Jacques menemukan aliran sungai di bawah laut yang anehnya airnya tersebut tidak bercampur dengan air laut. Padahal jika secara fisika, harusnya aliran sungai tersebut tidak akan terasa tawar lagi sebab konsentrasi garam yang lebih tinggi di air laut akan berpindah ke air sungai sehingga konsentrasinya merata.
2. Air Laut Yang Tidak Bercampur
Allah SWT pun berfirman:
“Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu. Antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing”. (QS. Ar Rahman: 19-20)
Selain ada sungai yang air tawarnya tidak bercampur dengan asinnya air laut, ada pula dua buah lautan yang juga tidak bercampur. Dua lautan tersebut memiliki konsentrasi zat terlarut yang berbeda sehingga tampak bahwa warna keduanya berlainan. Fenomena ini terjadi di selat yang memisahkan antara benua Afrika dan benua Eropa. Selat tersebut adalah selat Gibraltar yang berada di negara Maroko dan Spanyol.
3. Fungsi Gunung Sebagai Pasak
Para ahli geologi telah mengungkapkan bahwa fungsi gunung bukan hanya memperindah pemandangan namun juga sebagai penyeimbang bumi dari goncangan. Gunung ibarat paku yang menyatukan lembaran-lembaran kayu.
Fungsi gunung sebagai pasak ini secara ilmu pengetahuan baru terungkap setelah adanya dukungan kemajuan teknologi. Padahal Nabi Muhammad SAW telah menyebutkannya 1400 tahun silam melalui wahyu yang diturunkan pada beliau.
Allah SWT berfirman:
“Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan? Dan gunung-gunung sebagai pasak?” (QS. An Naba: 6-7).
Juga di dalam ayat lain:
“Dan telah Kami jadikan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka, dan telah Kami jadikan (pula) di bumi itu jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk.” (QS. Al Anbiya: 31).
4. Dasar Lautan Yang Gelap
Firman-Nya:
“Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang diatasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan; gelap gulita yang tindih bertindih, apabila dia mengeluarkan tangannya, tiadalah dia dapat melihatnya, (dan) barang siapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah tiadalah dia mempunyai cahaya sedikit pun”. (QS An Nur: 40)
Fenomena gelap gulitanya lautan bagian dalam baru kita ketahui setelah ada alat yang bisa melihat ke kedalaman lautan. Namun Allah SWT melalui lisan Nabi-Nya telah menjadikannya sebagai perumpaan bagi orang yang tidak memperoleh petunjuk kebenaran Al Islam dari Allah. Orang tersebut tidak memperoleh cahaya sedikit pun laksana kegelapan di lautan yang dalam. Kegelapan yang tindih bertindih sehingga tiadalah ia bisa melihat tangannya sendiri.
5. Garis Edar Tata Surya
Mengenai tata surya, Allah SWT menjelaskan dalam firman-Nya:
“Dan Dia-lah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya”. (QS. Al Anbiya: 33)
Allah SWT pun berfirman:
“Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui”. (QS. Yaa Siin: 38)
Fakta ilmiah membuktikan bahwa benda-benda langit, baik itu planet-planet, satelit dan bintang-bintang beredar dalam garis edarnya masing-masing yang berbentuk elips. Dengan beredar dalam garis edar masing-masing, benda-benda langit tersebut tidak saling bertabrakan satu sama lain. Maha Suci dan Maha Besar Allah yang menjadikan bumi sebagai planet yang dihuni oleh manusia tanpa terasa peredarannya. Kita hanya merasakan bahwa bumi ini diam, padahal bumi ini bergerak mengelilingi matahari (berevolusi) dan berputar pada porosnya (melakukan rotasi).
6. Siklus Air
Dalam Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) diungkap mengenai proses terbentuknya hujan, yakni dengan tahapan sebagai berikut:
Air yang ada di permukaan bumi baik itu di permukaan kolam, permukaan sungai maupun permukaan lautan berubah wujud menjadi uap ketika terkena panas sinar matahari. Uap ini naik ke udara yang lama kelamaan membentuk awan. Awan ini bisa dikirim oleh angin ke daerah mana saja yang dikehendaki oleh Allah. Jika kandungan uap air dalam awan sudah jenuh, maka turunlah hujan yang nantinya akan mengisi debit sungai dan kembali ke lautan.
Siklus air ini sungguh bersesuaian dengan firman Allah SWT dalam Al Qur’an:
“Allah, Dia-lah yang mengirim angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal, lalu kamu lihat hujan yang keluar dari celah-celahnya. Maka apabila hujan itu turun mengenai hamba-hamba-Nya yang dikehendaki-Nya, tiba-tiba mereka menjadi gembira.” (QS. Ar Rum: 48)
Demikian 6 fenomena alam yang dijelaskan dalam Al Qur’an dan membuat banyak peneliti barat masuk Islam setelah membuktikannya.
Bukti dan fakta ilmiah yang didukung oleh kemajuan dan perkembangan teknologi, tidak bertentangan sedikit pun dengan apa yang dijelaskan Al Qur’an. Pertanyaannya sekarang apakah keimanan umat islam semakin tebal karenanya?
“Itulah kitab (Al Qur’an) yang tidak ada keraguan di dalamnya, petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa”
(QS Al Baqarah 1-2)
Kutipan Kalamullah diatas sungguh benar adanya. Isi kandungan Al Qur’an sungguh adalah kebenaran yang tidak ada keraguan padanya. Bukan hanya dalam masalah ilmu akhirat, namun begitu pula dalam masalah ilmu dunia. Salah satunya dalam hal penjelasan mengenai fenomena alam. Berikut ada 6 fenomena alam yang dijelaskan dalam Al Qur’an yang membuat banyak peneliti barat masuk Islam karenanya.
1. Sungai Di Bawah Laut
Allah SWT berfirman:
“Dan Dia-lah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi”. (QS. Al Furqan: 53)
Subhanallah, Maha Suci Allah.... Pertemuan antara air tawar segar dan air asin pahit yang diberitakan oleh Al Qur’an ini -dengan takdir-Nya- ditemukan oleh Mr. Jacques Yves Costeau. Fenomena alam ini terjadi di Mexico, tepatnya di Cenote Angelita.
Mr. Jacques menemukan aliran sungai di bawah laut yang anehnya airnya tersebut tidak bercampur dengan air laut. Padahal jika secara fisika, harusnya aliran sungai tersebut tidak akan terasa tawar lagi sebab konsentrasi garam yang lebih tinggi di air laut akan berpindah ke air sungai sehingga konsentrasinya merata.
2. Air Laut Yang Tidak Bercampur
Allah SWT pun berfirman:
“Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu. Antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing”. (QS. Ar Rahman: 19-20)
Selain ada sungai yang air tawarnya tidak bercampur dengan asinnya air laut, ada pula dua buah lautan yang juga tidak bercampur. Dua lautan tersebut memiliki konsentrasi zat terlarut yang berbeda sehingga tampak bahwa warna keduanya berlainan. Fenomena ini terjadi di selat yang memisahkan antara benua Afrika dan benua Eropa. Selat tersebut adalah selat Gibraltar yang berada di negara Maroko dan Spanyol.
3. Fungsi Gunung Sebagai Pasak
Para ahli geologi telah mengungkapkan bahwa fungsi gunung bukan hanya memperindah pemandangan namun juga sebagai penyeimbang bumi dari goncangan. Gunung ibarat paku yang menyatukan lembaran-lembaran kayu.
Fungsi gunung sebagai pasak ini secara ilmu pengetahuan baru terungkap setelah adanya dukungan kemajuan teknologi. Padahal Nabi Muhammad SAW telah menyebutkannya 1400 tahun silam melalui wahyu yang diturunkan pada beliau.
Allah SWT berfirman:
“Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan? Dan gunung-gunung sebagai pasak?” (QS. An Naba: 6-7).
Juga di dalam ayat lain:
“Dan telah Kami jadikan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka, dan telah Kami jadikan (pula) di bumi itu jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk.” (QS. Al Anbiya: 31).
4. Dasar Lautan Yang Gelap
Firman-Nya:
“Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang diatasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan; gelap gulita yang tindih bertindih, apabila dia mengeluarkan tangannya, tiadalah dia dapat melihatnya, (dan) barang siapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah tiadalah dia mempunyai cahaya sedikit pun”. (QS An Nur: 40)
Fenomena gelap gulitanya lautan bagian dalam baru kita ketahui setelah ada alat yang bisa melihat ke kedalaman lautan. Namun Allah SWT melalui lisan Nabi-Nya telah menjadikannya sebagai perumpaan bagi orang yang tidak memperoleh petunjuk kebenaran Al Islam dari Allah. Orang tersebut tidak memperoleh cahaya sedikit pun laksana kegelapan di lautan yang dalam. Kegelapan yang tindih bertindih sehingga tiadalah ia bisa melihat tangannya sendiri.
5. Garis Edar Tata Surya
Mengenai tata surya, Allah SWT menjelaskan dalam firman-Nya:
“Dan Dia-lah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya”. (QS. Al Anbiya: 33)
Allah SWT pun berfirman:
“Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui”. (QS. Yaa Siin: 38)
Fakta ilmiah membuktikan bahwa benda-benda langit, baik itu planet-planet, satelit dan bintang-bintang beredar dalam garis edarnya masing-masing yang berbentuk elips. Dengan beredar dalam garis edar masing-masing, benda-benda langit tersebut tidak saling bertabrakan satu sama lain. Maha Suci dan Maha Besar Allah yang menjadikan bumi sebagai planet yang dihuni oleh manusia tanpa terasa peredarannya. Kita hanya merasakan bahwa bumi ini diam, padahal bumi ini bergerak mengelilingi matahari (berevolusi) dan berputar pada porosnya (melakukan rotasi).
6. Siklus Air
Dalam Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) diungkap mengenai proses terbentuknya hujan, yakni dengan tahapan sebagai berikut:
Air yang ada di permukaan bumi baik itu di permukaan kolam, permukaan sungai maupun permukaan lautan berubah wujud menjadi uap ketika terkena panas sinar matahari. Uap ini naik ke udara yang lama kelamaan membentuk awan. Awan ini bisa dikirim oleh angin ke daerah mana saja yang dikehendaki oleh Allah. Jika kandungan uap air dalam awan sudah jenuh, maka turunlah hujan yang nantinya akan mengisi debit sungai dan kembali ke lautan.
Siklus air ini sungguh bersesuaian dengan firman Allah SWT dalam Al Qur’an:
“Allah, Dia-lah yang mengirim angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal, lalu kamu lihat hujan yang keluar dari celah-celahnya. Maka apabila hujan itu turun mengenai hamba-hamba-Nya yang dikehendaki-Nya, tiba-tiba mereka menjadi gembira.” (QS. Ar Rum: 48)
Demikian 6 fenomena alam yang dijelaskan dalam Al Qur’an dan membuat banyak peneliti barat masuk Islam setelah membuktikannya.
Bukti dan fakta ilmiah yang didukung oleh kemajuan dan perkembangan teknologi, tidak bertentangan sedikit pun dengan apa yang dijelaskan Al Qur’an. Pertanyaannya sekarang apakah keimanan umat islam semakin tebal karenanya?