KabarMakkah.Com - Perjuangan, adalah kata yang tidak terpisahkan dari kehidupan seorang ibu. Dari mulai membuka mata hingga memejamkan mata di penghujung hari, ibu selalu berjuang mengurus, merawat dan mendidik anak-anaknya. Rasa lelah berjuang, kadang membuat seorang ibu mengeluh dan ingin berhenti berjuang.
Ingin rasanya ia tidak direpotkan oleh segala macam tingkah polah sang anak. Jika Anda sudah berpikir seperti itu, stop! Jangan lagi mengeluh! Karena untukmu yang sedang berjuang menjadi ibu, setidaknya ada 5 hal yang pantas kamu syukuri.
1. Bersyukurlah.. Karena Banyak Wanita Lain Yang Merindukan Predikat Sebagai Seorang Ibu
Banyak wanita lain di luar sana yang begitu merindukan dirinya dipanggil ibu oleh sang buah hati. Terngiang-ngiang panggilan ‘ibu’ yang keluar dari mulut mungil itu. Namun kerinduan tinggallah kerinduan. Sang buah hati yang diimpikan tidak jua dianugerahkan oleh Allah SWT.
Tuntutan dari lingkungan pun selalu menanyakan ‘sudah isi belum?’. Ditambah gelagat suami yang berpikir untuk menikah lagi demi mendapat keturunan. Akhirnya kerinduan akan hadirnya buah hati bercampur dengan rasa stres yang menggerogoti kebahagiaan hidup.
Lain lagi cerita dari saudari-saudari kita yang jangankan mempunyai buah hati, calon suami yang akan menjadi jodohnya pun tidak kunjung datang. Padahal usia sudah tidak bisa dikatakan muda lagi. Pertanyaan ‘kapan nikah?’ sudah jadi pertanyaan basi akibat terlalu seringnya orang menanyakan hal itu.
Maka bersyukurlah, karena Anda mempunyai suami yang darinya Anda memperoleh anak. Bersyukurlah karena Anda masih bisa merasakan sulit dan lelahnya menjadi seorang ibu. Wanita lain yang mendambakan dirinya menjadi seorang ibu, akan mengorbankan apa pun untuk berada di posisi Anda saat ini. Walaupun merasa payah diatas payah ketika mengandung, walaupun merasa sakit di atas sakit ketika melahirkan, namun berbagai kesulitan itu sejatinya adalah keberuntungan yang patut disyukuri.
2. Kerepotan Itu Akan Berbuah Pahala
Kerepotan demi kerepotan yang dihadapi seorang ibu dalam membesarkan anaknya memang tak kunjung habis. Ketika si kecil masih bayi, maka sang ibu akan direpotkan untuk memenuhi seluruh kebutuhan hidup si kecil. Mulai dari pemberian ASI, penggantian popok, mencuci bekas kencingnya, hingga menenangkan tangisannya. Tak jarang, ibu harus bergadang atau bangun dini hari buta untuk menenangkan si kecil yang terbangun dan menangis. Sang ibu mengesampingkan kebutuhan dirinya akan istirahat, yang penting si buah hati nyaman.
Bertambah usia anak, bukan berarti ibu bebas tugas. Sang anak yang masuk usia bermain malah akan membutuhkan perhatian lebih. Ia belum bisa dilepas secara mandiri. Proses bermain anak harus tetap dalam pengawasan orang tua. Malah ibu yang baik bukan hanya akan mengawasi anak bermain, namun ikut terjun bermain bersama anak. Hal ini akan menjadikan permainan lebih bermakna, dimana si kecil bisa bermain sambil belajar.
Namun wahai ibu... ingatlah selalu bahwa kerepotan demi kerepotan yang menghiasi hari-harimu, tidak akan pernah luput dari catatan pahala Robb-mu. Kerepotanmu dalam mengurus anak bernilai ibadah yang buahnya kelak dapat dipetik di akhirat sana.
3. Segala Tingkah Polah Buah Hati... Berbuah Kebahagiaan
Bukan hanya di akhirat, perjuangan seorang ibu dalam repotnya membesarkan si buah hati akan dibayar pula di dunia. Bayaran di dunia tersebut berupa rasa bahagia ketika melihat segala macam tingkah polah si kecil yang lucu dan mengundang tawa. Hari-hari ibu akan lebih semarak karena dipenuhi canda tawa yang menyenangkan.
Bandingkan dengan keseharian seorang istri yang sudah bertahun-tahun menikah namun belum juga dikaruniai buah hati. Tentu hari demi hari yang dilewatinya akan sunyi senyap tanpa gelak tawa si kecil. Maka bersyukurlah dengan nikmat yang besar ini.
4. Allah Titipkan Kunci SyurgaNya Padamu
Allah SWT memberikan kedudukan yang istimewa bagi seorang ibu. Sampai-sampai ketika ada salah seorang sahabat yang bertanya kepada Rasulullah SAW tentang kepada siapakah ia harus berbakti, maka Rasulullah SAW menjawab ibumu...ibumu...ibumu...kemudian ayahmu.
Kata ibu disebut sebanyak 3 kali saking mulia dan tingginya kedudukan seorang ibu bagi seorang anak. Ini berarti, ibu ditinggikan derajatnya oleh Allah SWT tiga tingkat lebih atas dibanding ayah. Betapa tidak, ibulah yang telah mengandungnya selama 9 bulan dalam kondisi penuh kepayahan. Ditambah rasa sakit yang harus dideritanya ketika melahirkan. Lalu pengorbanan demi pengorbanannya mengurus sang setelah ia lahir.
Jika anak yang telah dilahirkan dan diasuhnya berhasil menjadi anak yang soleh yang mendo’akan kedua orang tuanya, maka anak tersebut bisa menjadi jalan baginya untuk masuk syurga. Dengan kata lain, anak yang dianugerahkan pada seorang ibu sama dengan kunci syurga dari Allah SWT yang dititipkan dalam genggaman tangannya.
Hanya saja tinggal bagaimana seorang ibu memanfaatkan titipan tersebut. Apakah titipan tersebut akan dijaga dengan sungguh-sungguh hingga ia benar-benar bisa menjadi jalanmu ke syurga-Nya ataukah engkau sia-siakan dan kau biarkan berlalu begitu saja.
5. Setiap Untaian Do’a Dari Lisanmu Akan Selalu Dirindu Anak-Anakmu
Do’a yang keluar dari lisan seorang ibu, akan menjadi anugerah atau justru musibah bagi anak-anaknya. Do’a yang tulus dipanjatkan seorang ibu bagi anak-anaknya adalah senjata ampuh yang mustajab. Mudah dan sulitnya hidup seorang anak bisa berhubungan dengan ridha dari lisanmu.
Maka sang anak haruslah super hati-hati dalam memperlakukan seorang ibu. Jangan sampai seorang ibu tersakiti, yang menyebabkan bergeraknya lisan ibu dalam mendo’akan kejelekan bagi sang anak. Maka tidak heran jika Islam mengajarkan bahwa seorang anak haruslah berbakti pada ibunya. Do’a seorang ibu yang mendo’akan kebaikan harus pula selalu dimintanya jika ingin berbagai kesulitan hidupnya hilang. Begitu pula ketika ia memulai suatu usaha, maka mohonlah agar sang ibu berkenan mendo’akan kelancaran usaha tersebut.
Demikian 5 hal yang patut disyukuri seorang ibu yang kini tengah berjuang merawat, mendidik dan membesarkan anak-anaknya. Bersyukurlah dan jangan berhenti berjuang. Tetaplah berjuang dengan ikhlas dan penuh kesabaran. Insya Allah segala pedih dan lelahmu dalam berjuang akan berbuah manis. Berbuah kebahagiaan yang kekal abadi yang membuat orang lain cemburu pada predikat seorang ibu.
Ingin rasanya ia tidak direpotkan oleh segala macam tingkah polah sang anak. Jika Anda sudah berpikir seperti itu, stop! Jangan lagi mengeluh! Karena untukmu yang sedang berjuang menjadi ibu, setidaknya ada 5 hal yang pantas kamu syukuri.
1. Bersyukurlah.. Karena Banyak Wanita Lain Yang Merindukan Predikat Sebagai Seorang Ibu
Banyak wanita lain di luar sana yang begitu merindukan dirinya dipanggil ibu oleh sang buah hati. Terngiang-ngiang panggilan ‘ibu’ yang keluar dari mulut mungil itu. Namun kerinduan tinggallah kerinduan. Sang buah hati yang diimpikan tidak jua dianugerahkan oleh Allah SWT.
Tuntutan dari lingkungan pun selalu menanyakan ‘sudah isi belum?’. Ditambah gelagat suami yang berpikir untuk menikah lagi demi mendapat keturunan. Akhirnya kerinduan akan hadirnya buah hati bercampur dengan rasa stres yang menggerogoti kebahagiaan hidup.
Lain lagi cerita dari saudari-saudari kita yang jangankan mempunyai buah hati, calon suami yang akan menjadi jodohnya pun tidak kunjung datang. Padahal usia sudah tidak bisa dikatakan muda lagi. Pertanyaan ‘kapan nikah?’ sudah jadi pertanyaan basi akibat terlalu seringnya orang menanyakan hal itu.
Maka bersyukurlah, karena Anda mempunyai suami yang darinya Anda memperoleh anak. Bersyukurlah karena Anda masih bisa merasakan sulit dan lelahnya menjadi seorang ibu. Wanita lain yang mendambakan dirinya menjadi seorang ibu, akan mengorbankan apa pun untuk berada di posisi Anda saat ini. Walaupun merasa payah diatas payah ketika mengandung, walaupun merasa sakit di atas sakit ketika melahirkan, namun berbagai kesulitan itu sejatinya adalah keberuntungan yang patut disyukuri.
2. Kerepotan Itu Akan Berbuah Pahala
Kerepotan demi kerepotan yang dihadapi seorang ibu dalam membesarkan anaknya memang tak kunjung habis. Ketika si kecil masih bayi, maka sang ibu akan direpotkan untuk memenuhi seluruh kebutuhan hidup si kecil. Mulai dari pemberian ASI, penggantian popok, mencuci bekas kencingnya, hingga menenangkan tangisannya. Tak jarang, ibu harus bergadang atau bangun dini hari buta untuk menenangkan si kecil yang terbangun dan menangis. Sang ibu mengesampingkan kebutuhan dirinya akan istirahat, yang penting si buah hati nyaman.
Bertambah usia anak, bukan berarti ibu bebas tugas. Sang anak yang masuk usia bermain malah akan membutuhkan perhatian lebih. Ia belum bisa dilepas secara mandiri. Proses bermain anak harus tetap dalam pengawasan orang tua. Malah ibu yang baik bukan hanya akan mengawasi anak bermain, namun ikut terjun bermain bersama anak. Hal ini akan menjadikan permainan lebih bermakna, dimana si kecil bisa bermain sambil belajar.
Namun wahai ibu... ingatlah selalu bahwa kerepotan demi kerepotan yang menghiasi hari-harimu, tidak akan pernah luput dari catatan pahala Robb-mu. Kerepotanmu dalam mengurus anak bernilai ibadah yang buahnya kelak dapat dipetik di akhirat sana.
3. Segala Tingkah Polah Buah Hati... Berbuah Kebahagiaan
Bukan hanya di akhirat, perjuangan seorang ibu dalam repotnya membesarkan si buah hati akan dibayar pula di dunia. Bayaran di dunia tersebut berupa rasa bahagia ketika melihat segala macam tingkah polah si kecil yang lucu dan mengundang tawa. Hari-hari ibu akan lebih semarak karena dipenuhi canda tawa yang menyenangkan.
Bandingkan dengan keseharian seorang istri yang sudah bertahun-tahun menikah namun belum juga dikaruniai buah hati. Tentu hari demi hari yang dilewatinya akan sunyi senyap tanpa gelak tawa si kecil. Maka bersyukurlah dengan nikmat yang besar ini.
4. Allah Titipkan Kunci SyurgaNya Padamu
Allah SWT memberikan kedudukan yang istimewa bagi seorang ibu. Sampai-sampai ketika ada salah seorang sahabat yang bertanya kepada Rasulullah SAW tentang kepada siapakah ia harus berbakti, maka Rasulullah SAW menjawab ibumu...ibumu...ibumu...kemudian ayahmu.
Kata ibu disebut sebanyak 3 kali saking mulia dan tingginya kedudukan seorang ibu bagi seorang anak. Ini berarti, ibu ditinggikan derajatnya oleh Allah SWT tiga tingkat lebih atas dibanding ayah. Betapa tidak, ibulah yang telah mengandungnya selama 9 bulan dalam kondisi penuh kepayahan. Ditambah rasa sakit yang harus dideritanya ketika melahirkan. Lalu pengorbanan demi pengorbanannya mengurus sang setelah ia lahir.
Jika anak yang telah dilahirkan dan diasuhnya berhasil menjadi anak yang soleh yang mendo’akan kedua orang tuanya, maka anak tersebut bisa menjadi jalan baginya untuk masuk syurga. Dengan kata lain, anak yang dianugerahkan pada seorang ibu sama dengan kunci syurga dari Allah SWT yang dititipkan dalam genggaman tangannya.
Hanya saja tinggal bagaimana seorang ibu memanfaatkan titipan tersebut. Apakah titipan tersebut akan dijaga dengan sungguh-sungguh hingga ia benar-benar bisa menjadi jalanmu ke syurga-Nya ataukah engkau sia-siakan dan kau biarkan berlalu begitu saja.
5. Setiap Untaian Do’a Dari Lisanmu Akan Selalu Dirindu Anak-Anakmu
Do’a yang keluar dari lisan seorang ibu, akan menjadi anugerah atau justru musibah bagi anak-anaknya. Do’a yang tulus dipanjatkan seorang ibu bagi anak-anaknya adalah senjata ampuh yang mustajab. Mudah dan sulitnya hidup seorang anak bisa berhubungan dengan ridha dari lisanmu.
Maka sang anak haruslah super hati-hati dalam memperlakukan seorang ibu. Jangan sampai seorang ibu tersakiti, yang menyebabkan bergeraknya lisan ibu dalam mendo’akan kejelekan bagi sang anak. Maka tidak heran jika Islam mengajarkan bahwa seorang anak haruslah berbakti pada ibunya. Do’a seorang ibu yang mendo’akan kebaikan harus pula selalu dimintanya jika ingin berbagai kesulitan hidupnya hilang. Begitu pula ketika ia memulai suatu usaha, maka mohonlah agar sang ibu berkenan mendo’akan kelancaran usaha tersebut.
Demikian 5 hal yang patut disyukuri seorang ibu yang kini tengah berjuang merawat, mendidik dan membesarkan anak-anaknya. Bersyukurlah dan jangan berhenti berjuang. Tetaplah berjuang dengan ikhlas dan penuh kesabaran. Insya Allah segala pedih dan lelahmu dalam berjuang akan berbuah manis. Berbuah kebahagiaan yang kekal abadi yang membuat orang lain cemburu pada predikat seorang ibu.