Sahabatku yang dirahmati oleh Allah SWT,
15 Abad silam yang telah lampau, Baginda Nabi Agung, Muhammad Shallallahu alaihi wasallam telah memprediksikan bagaimana kondisi umat manusia di akhir zaman menjelang kiamat tiba.
Di kala itu, manusia akan kembali pada akhlaq di zaman jahiliyyah. Agama masyarakat mereka diliputi berbagai kejahatan, kemunafikan, kehancuran dan perselisihan. Kehidupan di jaman itu penuh dengan tantangan, godaan, fitnah, kedzaliman, maksiat, sampai dengan sikap masa bodoh.
Sampai-sampai rasulullah berpesan agar kita tetap berpegang teguh pada iman dan islam kita walaupun sendirian, bahkan beliau menggambarkannya, seakan-akan kamu menggigit pangkal pohon sehingga kamu mati sendirian dalam keadaan demikian.
Hal ini beliau sampaikan dalam sebuah majlis, di kala sahabat Hudzaifah Ibnul Yamani bertanya tentang kondisi umat islam di masa yang akan datang, Dalam sebuah hadits marfu' yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, Sahabat Hudzaifah pernah bertanya pada Rasulullah SAW sebagai berikut,
Orang-orang bertanya kepada Rasulullah saw tentang 'kebaikan' (Islam) sedang aku (Hudzaifah) bertanya tentang 'keburukan' karena aku khawatir kejelekan itu menimpa pada diriku. Aku bertanya (Hudzaifah) "wahai Rasulullah kita dulu pernah hidup di zaman jahiliyah yang penuh keburukan, kemudian Allah menggantikannya dengan kebaikan (Islam), apakah setelah kebaikan (Islam) ini akan muncul suatu kejelekan kembali? Kemudian Rasulullah saw menjawab : ya, ada.
Kemudian aku (Hudzaifah) bertanya: apakah setelah kejelekan yang terjadi itu akan muncul kembali kebaikan (Islam)? Beliau (Rasulullah saw) menjawab: ya, masih ada, tetapi kebaikan itu tidak murni, ada kekaburan (campuran) nya.
Kemudian aku (Hudzaifah) bertanya: apa kekaburannya wahai Rasulullah? Rasulullah menjawab: yaitu kelompok (kaum) yang mengaku muslim tetapi perbuatannya tidak murni menurut sunnahku (ada campuran / kotoran-kotoran aqidah dan faham yang tidak menurut sunnahku), dan mereka memberi petunjuk tidak menurut petunjukku. Sebagian perbuatan mereka ada yang kamu anggap baik karena (cocok dengan sunnahku) dan sebagiannya yang lain ada yang kamu ingkari (karena) tidak sesuai dengan sunnahku (Islam). Ajaran islam dibelok-belokkan menurut kepentingan mereka (kelompok mereka) dan jangan sampai ada anggapan bahwa Islam agama yang memudar (melemah) maka ajaran Islam dirubah-rubah oleh mereka, disesuaikan dengan perkembangan zaman (yang tambah rusak ini)
Kemudian aku (Hudzaifah) bertanya: apakah setelah kebaikan (yaitu Islam yang dibawa oleh kaum yang tidak murni Islamnya itu) timbul keburukan lagi, wahai Rasulullah? Jawabannya ya, ada. Yaitu dai-dai yang berdiri di depan pintu-pintu neraka jahannam. Barang siapa yang melaksanakan dakwah dan ajakannya, maka mereka da'i-da'i tersebut melempar orang tadi ke dalam neraka jahannam, dai-dai itu mengaku sebagai muslim tetapi terang-terangan dakwahnya memusuhi Islam dan bertentangan dengan Islam.
Kemudian aku (Hudzaifah) bertanya: jelaskan kami (wahai Rasululllah) sifat / identitas da'i-dai itu? Rasulullah menjawab, mereka itulah orang yang kulitnya sama dengan kulit kita dan berbicara dengan bahasa kita.
Kemudian aku (Hudzaifah) bertanya: apa yang kamu perintahkan kepada kami jika keadaan seperti itu datang pada kami? Jawab Rasulullah: kamu harus (wajib) bergantung dengan kelompok orang-orang Islam dan pimpinan-pimpinannya. Kemudian Kemudian aku (Hudzaifah) bertanya: kalau sudah tidak ada kelompok orang-orang Islam dan pimpinan-pimpinannya, bagaimana wahai Rasulullah? Rasulullah saw menjawab : tinggalkan semua kelompok-kelompok yang non muslim (semuanya), berpegang teguhlah kepada Islam walaupun kamu sendirian. Begitu pentingnya pendirian ini hingga Rasulullah saw menggambarkannya (seakan-akan kamu menggigit pangkal pohon sehingga kamu mati sendirian dalam keadaan demikian) (HR, Bukhari dan Muslim)
Masyaallah.. Keadaan umat seperti yang telah digambarkan oleh Rasulullah di atas kini menjadi kenyataan. Dimana sekarang ini kaum muslimin mendiamkan semua kemungkaran yang berlangsung di negeri nereka, penyakit cinta dunia merajalela. Banyak yang mengaku ustadz dan ulama' namun sejatinya mereka bukanlah seperti yang disebut, Ajaran islam dibelok-belokkan oleh mereka demi kepentingan pribadi maupun kelompok, Akibatnya, Banyak kaum muslimin yang terjerat menjadi kapitalis matrealistis akibat dakwah syaithoniyyah dari da'i-da'i pemuja dunia dan penyembah iblis.
Allah Subhanahu wa Ta'ala sudah sering memperingatkan pada kita dalam Al Qur'an, bahwa kehidupan di dunia ini hanyalah mainan dan senda gurau, Namun tak jarang, seringkali kita terjebak dan terlena dengan kehidupan yang fana ini, Tidakkah kita mengingat firman Allah SWT,
Hai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah syaitan yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah. (QS. Fathir: 5)
Oleh karena itu marilah kita dalam menghadapi zaman yang penuh fitnah dan zaman jahiliyyah modern yang penuh kerusakan dan yang dilanda dengan perselisihan perpecahan ini, marilah kita tetap menjadi muslim yang teguh, memegang iman dan prinsip/pendirian bagaikan batu karang tak goyah karena hembusan badai duit dan krisis. Tak lekang oleh panas dan tak lapuk oleh hujan.
Berbahagialah orang yang ditunjukkan kepada Islam walaupun hidupnya pas-pasan dan ia terima apa yang menjadi qadha dan qadarnya.
Ya Tuhan kami, janganlah kau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah kau beri petunjuk kepada kami. Dan karuniakanlah rahmat dari sisi engkau karena sesungguhnya engkaulah Maha Pemberi.
15 Abad silam yang telah lampau, Baginda Nabi Agung, Muhammad Shallallahu alaihi wasallam telah memprediksikan bagaimana kondisi umat manusia di akhir zaman menjelang kiamat tiba.
Di kala itu, manusia akan kembali pada akhlaq di zaman jahiliyyah. Agama masyarakat mereka diliputi berbagai kejahatan, kemunafikan, kehancuran dan perselisihan. Kehidupan di jaman itu penuh dengan tantangan, godaan, fitnah, kedzaliman, maksiat, sampai dengan sikap masa bodoh.
Sampai-sampai rasulullah berpesan agar kita tetap berpegang teguh pada iman dan islam kita walaupun sendirian, bahkan beliau menggambarkannya, seakan-akan kamu menggigit pangkal pohon sehingga kamu mati sendirian dalam keadaan demikian.
Hal ini beliau sampaikan dalam sebuah majlis, di kala sahabat Hudzaifah Ibnul Yamani bertanya tentang kondisi umat islam di masa yang akan datang, Dalam sebuah hadits marfu' yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, Sahabat Hudzaifah pernah bertanya pada Rasulullah SAW sebagai berikut,
ولفظ الحديث في الصحيحين عن حذيفة هو: كان الناس يسألون رسول الله صلى الله عليه وسلم عن الخير وكنت أسأله عن الشر مخافة أن يدركني، فقلت يا رسول الله: إنا كنا في جاهلية وشر فجاءنا الله بهذا الخير فهل بعد هذا الخير من شر؟ قال: نعم، قلت: وهل بعد ذلك الشر من خير؟ قال: نعم، وفيه دخن، قلت: وما دخنه؟ قال: قوم يهدون بغير هديي، تعرف منهم وتنكر، قلت: فهل بعد ذلك الخير من شر؟ قال: نعم، دعاة على أبواب جهنم، من أجابهم إليها قذفوه فيها، قلت: يا رسول الله: صفهم لنا، فقال: هم من جلدتنا ويتكلمون بألسنتنا، قلت: فما تأمرني إن أدركني ذلك؟ قال: تلزم جماعة المسلمين وإمامهم. قلت: فإن لم يكن لهم جماعة ولا إمام؟ قال: فاعتزل تلك الفرق كلها ولو أن تعض بأصل شجرة حتى يدركك الموت وأنت على ذلك
Orang-orang bertanya kepada Rasulullah saw tentang 'kebaikan' (Islam) sedang aku (Hudzaifah) bertanya tentang 'keburukan' karena aku khawatir kejelekan itu menimpa pada diriku. Aku bertanya (Hudzaifah) "wahai Rasulullah kita dulu pernah hidup di zaman jahiliyah yang penuh keburukan, kemudian Allah menggantikannya dengan kebaikan (Islam), apakah setelah kebaikan (Islam) ini akan muncul suatu kejelekan kembali? Kemudian Rasulullah saw menjawab : ya, ada.
Kemudian aku (Hudzaifah) bertanya: apakah setelah kejelekan yang terjadi itu akan muncul kembali kebaikan (Islam)? Beliau (Rasulullah saw) menjawab: ya, masih ada, tetapi kebaikan itu tidak murni, ada kekaburan (campuran) nya.
Kemudian aku (Hudzaifah) bertanya: apa kekaburannya wahai Rasulullah? Rasulullah menjawab: yaitu kelompok (kaum) yang mengaku muslim tetapi perbuatannya tidak murni menurut sunnahku (ada campuran / kotoran-kotoran aqidah dan faham yang tidak menurut sunnahku), dan mereka memberi petunjuk tidak menurut petunjukku. Sebagian perbuatan mereka ada yang kamu anggap baik karena (cocok dengan sunnahku) dan sebagiannya yang lain ada yang kamu ingkari (karena) tidak sesuai dengan sunnahku (Islam). Ajaran islam dibelok-belokkan menurut kepentingan mereka (kelompok mereka) dan jangan sampai ada anggapan bahwa Islam agama yang memudar (melemah) maka ajaran Islam dirubah-rubah oleh mereka, disesuaikan dengan perkembangan zaman (yang tambah rusak ini)
Kemudian aku (Hudzaifah) bertanya: apakah setelah kebaikan (yaitu Islam yang dibawa oleh kaum yang tidak murni Islamnya itu) timbul keburukan lagi, wahai Rasulullah? Jawabannya ya, ada. Yaitu dai-dai yang berdiri di depan pintu-pintu neraka jahannam. Barang siapa yang melaksanakan dakwah dan ajakannya, maka mereka da'i-da'i tersebut melempar orang tadi ke dalam neraka jahannam, dai-dai itu mengaku sebagai muslim tetapi terang-terangan dakwahnya memusuhi Islam dan bertentangan dengan Islam.
Kemudian aku (Hudzaifah) bertanya: jelaskan kami (wahai Rasululllah) sifat / identitas da'i-dai itu? Rasulullah menjawab, mereka itulah orang yang kulitnya sama dengan kulit kita dan berbicara dengan bahasa kita.
Kemudian aku (Hudzaifah) bertanya: apa yang kamu perintahkan kepada kami jika keadaan seperti itu datang pada kami? Jawab Rasulullah: kamu harus (wajib) bergantung dengan kelompok orang-orang Islam dan pimpinan-pimpinannya. Kemudian Kemudian aku (Hudzaifah) bertanya: kalau sudah tidak ada kelompok orang-orang Islam dan pimpinan-pimpinannya, bagaimana wahai Rasulullah? Rasulullah saw menjawab : tinggalkan semua kelompok-kelompok yang non muslim (semuanya), berpegang teguhlah kepada Islam walaupun kamu sendirian. Begitu pentingnya pendirian ini hingga Rasulullah saw menggambarkannya (seakan-akan kamu menggigit pangkal pohon sehingga kamu mati sendirian dalam keadaan demikian) (HR, Bukhari dan Muslim)
Masyaallah.. Keadaan umat seperti yang telah digambarkan oleh Rasulullah di atas kini menjadi kenyataan. Dimana sekarang ini kaum muslimin mendiamkan semua kemungkaran yang berlangsung di negeri nereka, penyakit cinta dunia merajalela. Banyak yang mengaku ustadz dan ulama' namun sejatinya mereka bukanlah seperti yang disebut, Ajaran islam dibelok-belokkan oleh mereka demi kepentingan pribadi maupun kelompok, Akibatnya, Banyak kaum muslimin yang terjerat menjadi kapitalis matrealistis akibat dakwah syaithoniyyah dari da'i-da'i pemuja dunia dan penyembah iblis.
Allah Subhanahu wa Ta'ala sudah sering memperingatkan pada kita dalam Al Qur'an, bahwa kehidupan di dunia ini hanyalah mainan dan senda gurau, Namun tak jarang, seringkali kita terjebak dan terlena dengan kehidupan yang fana ini, Tidakkah kita mengingat firman Allah SWT,
Hai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah syaitan yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah. (QS. Fathir: 5)
Oleh karena itu marilah kita dalam menghadapi zaman yang penuh fitnah dan zaman jahiliyyah modern yang penuh kerusakan dan yang dilanda dengan perselisihan perpecahan ini, marilah kita tetap menjadi muslim yang teguh, memegang iman dan prinsip/pendirian bagaikan batu karang tak goyah karena hembusan badai duit dan krisis. Tak lekang oleh panas dan tak lapuk oleh hujan.
طوبى لمن هدي إلى الاسلام ولوكان عيشه كفافا وقنع به
Berbahagialah orang yang ditunjukkan kepada Islam walaupun hidupnya pas-pasan dan ia terima apa yang menjadi qadha dan qadarnya.
ربنا لا تزغ قلوبنا بعد إذ هديتنا وهب لنا من لدنك رحمة إنك أنت الوهاب
Ya Tuhan kami, janganlah kau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah kau beri petunjuk kepada kami. Dan karuniakanlah rahmat dari sisi engkau karena sesungguhnya engkaulah Maha Pemberi.