Suatu ketika Iblis menyamar menjadi manusia dengan tujuan untuk mendatangi Fir’aun yang sedang beristirahat di dalam kamarnya. Iblis mengetuk pintu kamar dengan kencang. Tentu saja Fir’aun heran bercampur marah, siapa yang berani mengetuk pintunya?
Fir’aun: Siapa?
Iblis: Saya.
Fir’aun: Siapa? (Dengan nada tinggi)
Iblis: Saya.
Fir’aun: Saya.. saya, saya siapa? Beraninya mengganggu istirahatku. (Sambil keluar membuka pintu dengan sangat marah)
Iblis: (Sambil nyengir penuh ejekan) Masak tuhan istirahat dan tidak tahu siapa yang berada di balik pintu?
Saya tidak tahu, apakah cerita ini ada riwayatnya atau hanya anekdot yang dikarang-karang orang untuk menggambarkan betapa durhaka, sekaligus bloonnya Fir’aun. Saking durjananya, Iblispun merasa tersaingi, sehingga ia merasa perlu mempermainkan Fir’aun.
Begitulah manusia, yang dikatakan oleh Allah, bila hati, pendengaran dan penglihatannya tidak berfungsi untuk menerima hidayah Allah, ia bagaikan binatang ternah bahkan lebih hina dari itu. (Al ‘Araf: 179)
Iblis hanya memperdaya manusia dengan bisikan was-was di hati, sementara manusia yang durjana mampu melakukan lebih dari itu. Hingga pepatah Arab mengatakan, yang maksudnya kira-kira begini:
“Dia dulu adalah seorang pemuda yang menjadi tentara Iblis, maka statusnya meningkat hingga jadilah Iblis sebagai tentaranya”.
Memang benar, bila kedurhakaan sudah menggelapkan hati, manusia akan kehilangan rasa takut kepada Allah, hingga ia tidak malu-malu lagi untuk melakukan maksiat. Bahkan sebagian orang zalim seolah-olah berlomba untuk menempati papan teratas dalam rekor kedurhakaan. Segala bentuk kejahatan dia lakukan tanpa ada rasa cemas dan takut.
Makanya di akhirat nanti Allah akan memilih siapa yang paling durjana untuk dijadikan sebagai pemimpin dalam spesialis maksiat yang mereka lakukan. Bukan pemimpin di dunia, tapi tokoh masyarakat dalam neraka. Na’udzubillah…….
“Kemudian pasti akan Kami tarik dari tiap-tiap golongan siapa di antara mereka yang paling durhaka kepada Tuhan Yang Maha Pemurah”. (QS. Maryam: 69)
Ya Allah, karuniakanlah kepada kami rasa takut kepada-Mu yang mampu menghalangi kami dari bermaksiat kepada-Mu. Amiin
Fir’aun: Siapa?
Iblis: Saya.
Fir’aun: Siapa? (Dengan nada tinggi)
Iblis: Saya.
Fir’aun: Saya.. saya, saya siapa? Beraninya mengganggu istirahatku. (Sambil keluar membuka pintu dengan sangat marah)
Iblis: (Sambil nyengir penuh ejekan) Masak tuhan istirahat dan tidak tahu siapa yang berada di balik pintu?
Saya tidak tahu, apakah cerita ini ada riwayatnya atau hanya anekdot yang dikarang-karang orang untuk menggambarkan betapa durhaka, sekaligus bloonnya Fir’aun. Saking durjananya, Iblispun merasa tersaingi, sehingga ia merasa perlu mempermainkan Fir’aun.
Begitulah manusia, yang dikatakan oleh Allah, bila hati, pendengaran dan penglihatannya tidak berfungsi untuk menerima hidayah Allah, ia bagaikan binatang ternah bahkan lebih hina dari itu. (Al ‘Araf: 179)
Iblis hanya memperdaya manusia dengan bisikan was-was di hati, sementara manusia yang durjana mampu melakukan lebih dari itu. Hingga pepatah Arab mengatakan, yang maksudnya kira-kira begini:
كان الفتى من جند إبليس فارتقى حاله حتى صار إبليس من جنده
“Dia dulu adalah seorang pemuda yang menjadi tentara Iblis, maka statusnya meningkat hingga jadilah Iblis sebagai tentaranya”.
Memang benar, bila kedurhakaan sudah menggelapkan hati, manusia akan kehilangan rasa takut kepada Allah, hingga ia tidak malu-malu lagi untuk melakukan maksiat. Bahkan sebagian orang zalim seolah-olah berlomba untuk menempati papan teratas dalam rekor kedurhakaan. Segala bentuk kejahatan dia lakukan tanpa ada rasa cemas dan takut.
Makanya di akhirat nanti Allah akan memilih siapa yang paling durjana untuk dijadikan sebagai pemimpin dalam spesialis maksiat yang mereka lakukan. Bukan pemimpin di dunia, tapi tokoh masyarakat dalam neraka. Na’udzubillah…….
“Kemudian pasti akan Kami tarik dari tiap-tiap golongan siapa di antara mereka yang paling durhaka kepada Tuhan Yang Maha Pemurah”. (QS. Maryam: 69)
Ya Allah, karuniakanlah kepada kami rasa takut kepada-Mu yang mampu menghalangi kami dari bermaksiat kepada-Mu. Amiin