Sampai hari kiamat belum tiba, Para syaithan dan sekutunya tetap akan menggoda umat manusia, Selagi nyawa masih menempel di raga, Syetan tak akan henti-hentinya menggoda umat manusia untuk mengingkari dan mendurhakai Allah SWT.
Sudah menjadi ketetapan Allah SWT setan menjadi musuh abadi manusia. Mereka selalu berusaha untuk menjerumuskan manusia sehingga tidak selamat di kehidupan akhirat kelak.
Upaya itu dilakukan tatkala manusia menjalani kehidupan di alam dunia. Bahkan ketika manusia tengah menghadapi sakaratul maut dan ruh terlepas dari jasad.
Ketika manusia sedang menghadapi sakaratul maut, salah satu kesulitan atau kesakitan yang dihadapi adalah rasa haus yang tidak tertahankan sehingga seolah-olah membakar hati. Rasa haus itu terasa begitu kuat, hingga tidak mungkin bisa hilang meski meminum banyak air.
Dalam keadaan seperti inilah biasanya setan datang membawa minuman yang tampak sangat menggoda dan menyegarkan, khususnya terhadap kaum mukminin yang keimanannya sangat kuat. Sungguh mereka (para setan) itu sangat tidak rela jika seseorang itu meninggal dengan memperoleh keridhoan Allah.
Pada puncak kehausan yang seolah tidak tertahankan itu, syaitan akan datang dengan satu gelas minuman yang sangat segar, dan ia berdiri di sisi kepala seorang mukmin. Sang mukmin yang tidak menyadari kalau ia adalah syaitan, akan berkata, “Berilah aku air itu!!”
Syaitan berkata, “Baiklah, tetapi katakan terlebih dahulu bahwa dunia ini tidak ada yang menciptakan, maka aku akan memberikan air ini kepadamu!!”
Dalam riwayat lain disebutkan, syaitan akan berkata, “Tinggalkanlah agamamu ini, dan katakan bahwa Tuhan itu ada dua, maka engkau akan selamat dari kepedihan sakaratul maut ini!!”
Jika ia mempunyai keimanan yang cukup kokoh, ia akan menyadari kalau sosok pembawa air itu adalah syaitan, maka ia akan berpaling. Tetapi syaitan tidak berhenti dan putus asa, ia akan berdiri di arah kakinya dengan penampilan yang lain, masih dengan membawa minuman yang amat segar menggoda. Sang mukmin yang masih dilanda kehausan akan berkata kepadanya, “Berilah aku minuman itu!!”
Syaitan dalam penampilan lain itu berkata, “Baiklah, tetapi katakanlah bahwa Muhammad (Rasulullah SAW) itu adalah seorang pendusta, maka aku akan memberikan air ini kepadamu!!”
Setelah mendengar jawaban seperti itu, sang mukmin akan menyadari kalau syaitan tidak akan berhenti menggodanya hingga terlepas imannya. Maka ia akan bersabar dalam kehausan yang seakan membakar hati itu dan tidak akan meminta lagi. Ia akan menyibukkan diri dengan mengingat Allah memohon pertolongan dan keselamatan dari sisi-Nya.
Suatu kisah tentang seorang guru dan ulama yang sangat zuhud bernama Abu Zakaria, ketika sedang sakaratul beberapa orang sahabat dan muridnya menunggui beliau. Ketika Abu Zakaria tampak dalam kepayahan, seorang sahabatnya mengajarkan kalimat thayyibah, “Katakanlah : Laa ilaaha illallaah!!”
Tetapi di luar dugaan, Abu Zakaria memalingkan wajahnya. Sahabat di sisi lainnya juga berkata, “Katakanlah Laa ilaaha illallaah!!”
Lagi-lagi Abu Zakaria memalingkan wajah, bahkan ketika untuk ke tiga kalinya mereka memintanya membaca kalimat Thayyibah, Abu Zakaria berkata, “Aku tidak akan mengucapkan kalimat itu!!”
Setelah itu ia jatuh pingsan. Para sahabat dan murid-muridnya menangis sedih melihat keadaan itu, sungguh mereka tidak mengerti mengapa hal itu bisa terjadi? Tetapi satu jam kemudian Abu Zakaria siuman dalam keadaan yang lebih segar. Ia berkata kepada sahabatnya, “Apakah tadi kalian mengucapkan sesuatu kepadaku??”
“Benar, tiga kali kami meminta engkau membaca syahadat, tetapi dua kali engkau berpaling dan ke tiga kalinya engkau berkata : Aku tidak akan mengucapkannya!! Karena itulah kami jadi bersedih!!”
Abu Zakaria berkata, “Sikap dan perkataanku itu bukanlah kutujukan kepada kalian…”
Kemudian Abu Zakaria menceritakan kalau Iblis telah mendatanginya dengan membawa semangkuk air yang tampak sangat segar, sementara ia merasa sangat hausnya. Iblis berdiri di sisi kanannya sambil menggerakkan mangkuknya sehingga kesegaran air itu makin menggoda, dan berkata, “Tidakkah engkau membutuhkan air??”
Ia tidak menjawab, tetapi matanya tidak bisa menyembunyikan rasa haus, dan tertariknya dengan kesegaran air itu, maka iblis berkata lagi, “Katakanlah bahwa Isa adalah anak Allah!!”
Abu Zakaria berpaling dari iblis, yang saat itu bersamaan dengan sahabatnya yang meminta ia mengucap kalimat thayyibah untuk pertama kalinya. Tetapi iblis masih menghampiri dari arah yang lain, dan berdiri di dekat kakinya sambil mengatakan seperti sebelumnya. Maka ia berpaling lagi, yang bersamaan dengan sahabatnya yang memintanya membaca kalimat Thayyibah untuk ke dua kalinya. Belum putus asa juga, iblis menghampiri lebih dekat dengan bujuk rayunya yang memikat, mengiming-iminginya dengan minuman yang begitu segarnya, sambil berkata, “Katakanlah bahwa Allah itu tidak ada!!”
Maka dengan tegas Abu Zakaria berkata, “Aku tidak akan mengatakannya!!”
Saat yang bersamaan, sahabatnya sedang meminta dia mengucapkan kalimat thayyibah itu untuk yang ke tiga kalinya.
Abu Zakaria mengakhiri penjelasannya, “Seketika itu mangkok yang dibawa iblis jatuh dan pecah berantakan, kemudian ia lari terbirit-birit. Tetapi rasa haus itu begitu menggigit dan tidak tertahankan sehingga aku jatuh pingsan. Jadi, sikap dan perkataanku itu bukan untuk kalian, tetapi untuk menolak iblis. Dan sekarang kalian saksikan semua : Asyhadu an-laa ilaaha illallaah wa asyhadu anna muhammad ar rasuulullaah!!”
Setelah itu tubuh Abu Zakaria melemah, dan ia meninggal dunia dalam keadaan khusnul khotimah.
_____________
Imam Abu Dawud meriwayatkan dalam sunannya bahwa iblis berkata kepada bala tentaranya pada saat kematian manusia: “Berusahalah saat sekarang karena jika kalian gagal, tidak ada kesempatan lagi”.
Dari Wailah bin al-Asqa berkata bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda:
“Talqinilah orang yang hendak meninggal dengan La Ilaha Illallah dan berilah berita gembira tentang surga, sesungguhnya orang mulia, baik dari kaum laki-laki dan wanita kebingungan di dalam menghadapi kematian dan mengalami ujian. Sesungguhnya setan paling dekat dengan manusia pada saat kematian, dan melihat malaikat kematian lebih berat dari pada penggalan pedang 1000 kali”. (HR. Abu Naim).
Imam al-Qurthubi menyebutkan kisah dalam Kitab At-Tadzkirah dari guru-gurunya Ahmad bin Muhammad al-Qurthubi bahwa tatkala dia sedang sakaratul maut dikatakan kepadanya, “Ucapkanlah La Ilaha Illallah”, dia mengatakan, “Tidak”. Ketika sadar kami menuturkan kejadian itu kepadanya. Dia berkata, “Setan datang kepadaku dari sebelah kanan dan kiriku, salah satunya berkata, Matilah kamu dalam keadaan Yahudi sebab agama Yahudi adalah sebaik-baik agama dan yang lain berkata, Matilah kamu dalam keadaan Nasrani sebab agama Nasrani adalah sebaik-baik agama, maka saya katakan kepadanya, “Tidak, tidak, kalian saja yang mengucapkan itu.”
Nabi Shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya setan hadir pada saat kematian di antara kamu sekalian lalu mengatakan, matilah kamu dalam keadaan yahudi, matilah kamu dalam keadaan nasrani”. Maka jawaban saya tadi adalah pada mereka (setan) bukan pada kalian”.
Sufyan ats-Tsauri berkata, “Saya takut terfitnah pada saat kematian dan beban menjadi berat, saya minta belas kasih dari Allah bila tidak diberi pasti aku akan terfitnah. Gangguan fitnah banyak sekali tidak terhitung, boleh jadi dia masih bertaut dengan dunia sehingga dia tidak mau melepas perkara yang dicintai, atau tidak kuat menahan cobaan, atau tidak sanggup menghadapi fitnah maka manusia bisa jadi terhempas dari tauhid, atau bisa jadi godaan berupa janji kekuasaan. Pesan saya pada saat menghadapi kematian agar selalu menjaga aqidah, membaca istighfar dan bertaubat dari dosa semoga bertemu dengan Allah dalam keadaan bersih”.
Dari Anas bin Malik berkata bahwasanya Rasulullah bersabda: “Ada dua malaikat yang berdiri di pintu mayit yang menyambut dengan istighfar, maka ketika itu iblis berteriak sangat keras hingga membuat tulang badannya (iblis) patah-patah, dia berkata kepada bala tentaranya, Celakalah kalian, bagaimana hamba ini selamat dari jeratan kalian?, Mereka menjawab, “Dia adalah seorang yang terpelihara.” (HR. Abu Yala al-Mushili dalam hadits yang sangat panjang)
Sufyan berkata, “Sesungguhnya setan menangis keras atas kematian orang yang beriman karena gagal menggodanya di dunia”.
Sudah menjadi ketetapan Allah SWT setan menjadi musuh abadi manusia. Mereka selalu berusaha untuk menjerumuskan manusia sehingga tidak selamat di kehidupan akhirat kelak.
Upaya itu dilakukan tatkala manusia menjalani kehidupan di alam dunia. Bahkan ketika manusia tengah menghadapi sakaratul maut dan ruh terlepas dari jasad.
Ketika manusia sedang menghadapi sakaratul maut, salah satu kesulitan atau kesakitan yang dihadapi adalah rasa haus yang tidak tertahankan sehingga seolah-olah membakar hati. Rasa haus itu terasa begitu kuat, hingga tidak mungkin bisa hilang meski meminum banyak air.
Dalam keadaan seperti inilah biasanya setan datang membawa minuman yang tampak sangat menggoda dan menyegarkan, khususnya terhadap kaum mukminin yang keimanannya sangat kuat. Sungguh mereka (para setan) itu sangat tidak rela jika seseorang itu meninggal dengan memperoleh keridhoan Allah.
Pada puncak kehausan yang seolah tidak tertahankan itu, syaitan akan datang dengan satu gelas minuman yang sangat segar, dan ia berdiri di sisi kepala seorang mukmin. Sang mukmin yang tidak menyadari kalau ia adalah syaitan, akan berkata, “Berilah aku air itu!!”
Syaitan berkata, “Baiklah, tetapi katakan terlebih dahulu bahwa dunia ini tidak ada yang menciptakan, maka aku akan memberikan air ini kepadamu!!”
Dalam riwayat lain disebutkan, syaitan akan berkata, “Tinggalkanlah agamamu ini, dan katakan bahwa Tuhan itu ada dua, maka engkau akan selamat dari kepedihan sakaratul maut ini!!”
Jika ia mempunyai keimanan yang cukup kokoh, ia akan menyadari kalau sosok pembawa air itu adalah syaitan, maka ia akan berpaling. Tetapi syaitan tidak berhenti dan putus asa, ia akan berdiri di arah kakinya dengan penampilan yang lain, masih dengan membawa minuman yang amat segar menggoda. Sang mukmin yang masih dilanda kehausan akan berkata kepadanya, “Berilah aku minuman itu!!”
Syaitan dalam penampilan lain itu berkata, “Baiklah, tetapi katakanlah bahwa Muhammad (Rasulullah SAW) itu adalah seorang pendusta, maka aku akan memberikan air ini kepadamu!!”
Setelah mendengar jawaban seperti itu, sang mukmin akan menyadari kalau syaitan tidak akan berhenti menggodanya hingga terlepas imannya. Maka ia akan bersabar dalam kehausan yang seakan membakar hati itu dan tidak akan meminta lagi. Ia akan menyibukkan diri dengan mengingat Allah memohon pertolongan dan keselamatan dari sisi-Nya.
Suatu kisah tentang seorang guru dan ulama yang sangat zuhud bernama Abu Zakaria, ketika sedang sakaratul beberapa orang sahabat dan muridnya menunggui beliau. Ketika Abu Zakaria tampak dalam kepayahan, seorang sahabatnya mengajarkan kalimat thayyibah, “Katakanlah : Laa ilaaha illallaah!!”
Tetapi di luar dugaan, Abu Zakaria memalingkan wajahnya. Sahabat di sisi lainnya juga berkata, “Katakanlah Laa ilaaha illallaah!!”
Lagi-lagi Abu Zakaria memalingkan wajah, bahkan ketika untuk ke tiga kalinya mereka memintanya membaca kalimat Thayyibah, Abu Zakaria berkata, “Aku tidak akan mengucapkan kalimat itu!!”
Setelah itu ia jatuh pingsan. Para sahabat dan murid-muridnya menangis sedih melihat keadaan itu, sungguh mereka tidak mengerti mengapa hal itu bisa terjadi? Tetapi satu jam kemudian Abu Zakaria siuman dalam keadaan yang lebih segar. Ia berkata kepada sahabatnya, “Apakah tadi kalian mengucapkan sesuatu kepadaku??”
“Benar, tiga kali kami meminta engkau membaca syahadat, tetapi dua kali engkau berpaling dan ke tiga kalinya engkau berkata : Aku tidak akan mengucapkannya!! Karena itulah kami jadi bersedih!!”
Abu Zakaria berkata, “Sikap dan perkataanku itu bukanlah kutujukan kepada kalian…”
Kemudian Abu Zakaria menceritakan kalau Iblis telah mendatanginya dengan membawa semangkuk air yang tampak sangat segar, sementara ia merasa sangat hausnya. Iblis berdiri di sisi kanannya sambil menggerakkan mangkuknya sehingga kesegaran air itu makin menggoda, dan berkata, “Tidakkah engkau membutuhkan air??”
Ia tidak menjawab, tetapi matanya tidak bisa menyembunyikan rasa haus, dan tertariknya dengan kesegaran air itu, maka iblis berkata lagi, “Katakanlah bahwa Isa adalah anak Allah!!”
Abu Zakaria berpaling dari iblis, yang saat itu bersamaan dengan sahabatnya yang meminta ia mengucap kalimat thayyibah untuk pertama kalinya. Tetapi iblis masih menghampiri dari arah yang lain, dan berdiri di dekat kakinya sambil mengatakan seperti sebelumnya. Maka ia berpaling lagi, yang bersamaan dengan sahabatnya yang memintanya membaca kalimat Thayyibah untuk ke dua kalinya. Belum putus asa juga, iblis menghampiri lebih dekat dengan bujuk rayunya yang memikat, mengiming-iminginya dengan minuman yang begitu segarnya, sambil berkata, “Katakanlah bahwa Allah itu tidak ada!!”
Maka dengan tegas Abu Zakaria berkata, “Aku tidak akan mengatakannya!!”
Saat yang bersamaan, sahabatnya sedang meminta dia mengucapkan kalimat thayyibah itu untuk yang ke tiga kalinya.
Abu Zakaria mengakhiri penjelasannya, “Seketika itu mangkok yang dibawa iblis jatuh dan pecah berantakan, kemudian ia lari terbirit-birit. Tetapi rasa haus itu begitu menggigit dan tidak tertahankan sehingga aku jatuh pingsan. Jadi, sikap dan perkataanku itu bukan untuk kalian, tetapi untuk menolak iblis. Dan sekarang kalian saksikan semua : Asyhadu an-laa ilaaha illallaah wa asyhadu anna muhammad ar rasuulullaah!!”
Setelah itu tubuh Abu Zakaria melemah, dan ia meninggal dunia dalam keadaan khusnul khotimah.
_____________
Imam Abu Dawud meriwayatkan dalam sunannya bahwa iblis berkata kepada bala tentaranya pada saat kematian manusia: “Berusahalah saat sekarang karena jika kalian gagal, tidak ada kesempatan lagi”.
Dari Wailah bin al-Asqa berkata bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda:
“Talqinilah orang yang hendak meninggal dengan La Ilaha Illallah dan berilah berita gembira tentang surga, sesungguhnya orang mulia, baik dari kaum laki-laki dan wanita kebingungan di dalam menghadapi kematian dan mengalami ujian. Sesungguhnya setan paling dekat dengan manusia pada saat kematian, dan melihat malaikat kematian lebih berat dari pada penggalan pedang 1000 kali”. (HR. Abu Naim).
Imam al-Qurthubi menyebutkan kisah dalam Kitab At-Tadzkirah dari guru-gurunya Ahmad bin Muhammad al-Qurthubi bahwa tatkala dia sedang sakaratul maut dikatakan kepadanya, “Ucapkanlah La Ilaha Illallah”, dia mengatakan, “Tidak”. Ketika sadar kami menuturkan kejadian itu kepadanya. Dia berkata, “Setan datang kepadaku dari sebelah kanan dan kiriku, salah satunya berkata, Matilah kamu dalam keadaan Yahudi sebab agama Yahudi adalah sebaik-baik agama dan yang lain berkata, Matilah kamu dalam keadaan Nasrani sebab agama Nasrani adalah sebaik-baik agama, maka saya katakan kepadanya, “Tidak, tidak, kalian saja yang mengucapkan itu.”
Nabi Shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya setan hadir pada saat kematian di antara kamu sekalian lalu mengatakan, matilah kamu dalam keadaan yahudi, matilah kamu dalam keadaan nasrani”. Maka jawaban saya tadi adalah pada mereka (setan) bukan pada kalian”.
Sufyan ats-Tsauri berkata, “Saya takut terfitnah pada saat kematian dan beban menjadi berat, saya minta belas kasih dari Allah bila tidak diberi pasti aku akan terfitnah. Gangguan fitnah banyak sekali tidak terhitung, boleh jadi dia masih bertaut dengan dunia sehingga dia tidak mau melepas perkara yang dicintai, atau tidak kuat menahan cobaan, atau tidak sanggup menghadapi fitnah maka manusia bisa jadi terhempas dari tauhid, atau bisa jadi godaan berupa janji kekuasaan. Pesan saya pada saat menghadapi kematian agar selalu menjaga aqidah, membaca istighfar dan bertaubat dari dosa semoga bertemu dengan Allah dalam keadaan bersih”.
Dari Anas bin Malik berkata bahwasanya Rasulullah bersabda: “Ada dua malaikat yang berdiri di pintu mayit yang menyambut dengan istighfar, maka ketika itu iblis berteriak sangat keras hingga membuat tulang badannya (iblis) patah-patah, dia berkata kepada bala tentaranya, Celakalah kalian, bagaimana hamba ini selamat dari jeratan kalian?, Mereka menjawab, “Dia adalah seorang yang terpelihara.” (HR. Abu Yala al-Mushili dalam hadits yang sangat panjang)
Sufyan berkata, “Sesungguhnya setan menangis keras atas kematian orang yang beriman karena gagal menggodanya di dunia”.